4. Married?!

3.2K 475 28
                                    

Bagian empat : Married?

"Sudah jadi rahasia umum bahwa kebanyakan laki-laki tak bisa hidup sendiri, tanpa pendamping. Di saat kamu sudah menjadi salah satu orang beruntung tersebut, perhatankanlah hingga titik darah penghabisan" -ME

"Tapi... Apa kamu pantas dipertahankan?" -CJ



🖤

"So, What if we just marry?"

What?!

Mark menatapku sambil tersenyum. Sedangkan aku?

Aku tidak tahu bagaimana ekspresiku sekarang. Ini terlalu tiba-tiba dan... terburu-buru.

"Cla..." Mark kembali memanggilku dan masih memegang tangan kiriku. Mata Mark menatapku penuh harap. Ahh... aku jadi nggak tega buat nolak tapi -

"Maaf,Mark" aku menarik tanganku untuk menjauhi Mark. Senyum manis Mark sekarang lenyap dan digantikan oleh tatapan tajam dari matanya.

"Kenapa? Ada orang lain sekarang?!" tanya Mark marah.

Astaga, aku bahkan belum menghabiskan spaghettiku - dan Mark sekarang mulai mencuragaiku.

"Mark - ini bukan masalah ada orang lain yang menggantikan posisimu. Ini masalah kesiapan,Mark" ujarku mencoba menjelaskan pada Mark.

Tangan Mark sekarang terkepal diatas meja. Rahangnya juga mulai mengeras. Matanya yang tadi terpejam - kini kembali terbuka dan menatapku.

"Aku sudah siap,Cla. Aku sudah bisa menafkahimu sekarang, bisnis kecil-kecilanku sudah berkembang pesat sekarang. Kamu tahu sendirikan bagaimana toko mus─"

"Tapi aku belum siap,Mark" aku memotong ucapan Mark. " I'm not ready, this is too fast for me,Mark"

"Claretta, tolong mengerti─"

"Nggak,Mark. Aku mohon kamu yang mengerti aku kali ini, aku benar-benar belum siap. Aku ingin menyelesaikan kuliahku dulu"

Aku segera berdiri dan pergi meninggalkan Mark di meja makan -menuju kamar. Aku sudah nggak peduli jika Mark mengamuk nanti. Dan aku juga nggak peduli kalau Mark membunuhku setelah ini -karena aku menolak keinginannya.

Sesampai dikamar, aku segera menuju balkon. Aku butuh angin -rasanya begitu sesak jika satu ruangan dengan Mark untuk saat ini. Aku menatap jalanan Kota Seoul yang cukup padat dengan kendaraan -namun tidak macet.

Married? Ayolah, aku benar-benar belum siap -bahkan aku belum pernah memikirkan hal yang seperti ini sebelumnya. Dan seorang Mark Eisig dengan mudahnya mengajakku untuk menikah?

Itu terlalu lucu,Tuan Eisig.

Claretta Jasmeen belum siap untuk berubah menjadi Claretta Eisig.

"Sayang..."

Mark memelukku erat dari belakang. Wait, sepertinya Mark punya hobi baru -memberiku backhug.

"Claretta..."

Mark kembali memanggilku seperti berbisik -tepat didaun telingaku membuat aku sedikit merasa geli.

"Kenapa,Mark?" tanyaku datar.

"Maafkan aku, aku terlalu memaksamu"

Aku hanya diam dan membiarkan Mark melanjutkan kata-katanya.

"Dan aku bukannya memahami situasimu, malahan menuduhmu,Cla -maafkan aku" Mark membenamkan wajahnya dipundakku. Lalu kembali mengeratkan pelukkannya - bersamaan dengan datangnya angin berhembus dan membuat bulu romaku berdiri karena kedinginan.

Sickness | NCT MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang