17

1.5K 245 29
                                    

Claretta pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Claretta pov

Disinilah aku sekarang, diperjalan kembali ke Seoul bersama Lucas. Cowok itu kini sedang tampak fokus menyetir.

Semalam- setelah aku izin kepada orangtua untuk kembali ke Seoul lebih cepat dengan alasan ada tugas kuliah yang harus di kumpulkan dalam waktu dekat-aku dan Lucas pun segera packing karena besoknya Lucas ada kelas jam sepuluh pagi akhirnya kami memutuskan berangkat jam tujuh pagi.

Yah, ini memang terdengar aku sangat merepotkan Lucas. Aku bisa saja berangkat sore hari menggunakan akses bis, namun aku terlalu mencemaskan Mark yang tidak memberi kabar kepadaku. Aku takut ia terjadi sesuatu padanya. Makadari itu aku memilih berangkat bersama Lucas.


"Jasmeen-"

Aku menoleh ke arah Lucas. Cowok itu melirik aku sekilas lalu kembali menatap jalanan yang sepi.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Kenapa kamu bisa tahan sama Mark? after everything he did to you" balas Lucas tanpa menatapku.

"Maksud kamu?" Tanyaku, bukannya aku tidak mengerti dengan pertanyaan Lucas. Tapi, aku-

"You know right what i mean,Jasmeen" Lucas tersenyum.

"I don't know, aku hanya mengikuti kata hati. Kamu tahu kan Cas," aku menghela nafas,"Mark everything for me."

"Everything?" Lucas tertawa sarkas, "sampai kapan,Jasmeen? Mark jelas-jelas sangat kasar, sudah berapa kali dia melukai kamu?"

Aku diam.

"Jasmeen,bukannya aku ingin menghasutmu untuk meninggalkan Mark. Tapi, aku nggak tega lihat kamu jadi bahan pelampiasan amarahnya. Kamu pikir aku baik-baik saja melihat kamu ke kampus dengan tangan dan kaki dalam keadaan memar?"

"Cas, aku cinta sama Mark dan Mark juga cinta sama aku. Kita nggak mungkin-"

"Cinta?" Lucas tersenyum mengejek lalu menatapku ketika mobil berhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah, "Kamu bilang Mark cinta kamu?"

Aku mengangguk lemah.

"Jasmeen, mau aku kasih tahu sesuatu? Cinta itu menjaga bukan merusak, nggak ada cinta yang tega menyakiti."


©chochorated


"Thank you..."

Lucas menangguk dari dalam mobil, "See you,Jasmeen."

Tidak lama setelah itu, Lucas dan mobilnya meninggalkanku di depan gedung apartemen Mark.Yup, aku memilih untuk ke apartemen Mark terlebih dahulu.

Aku menatap arloji yang melingkar dipergelangan tangan. Sekarang waktu menunjukkan jam sembilan pagi. Itu berarti -jika tidak ada kelas pagi atau tidak joging- Mark masih berada di apartemennya.

Aku segera bergegas masuk ke gedung apartemen dan tak lupa membawa tas yang berisi pakaianku didalamnya.










Kini aku sudah berada tepat di depan pintu apartemen Mark. Lalu dengan segera aku pun memasukkan kode akses masuk, setelah itu aku segera membuka pintu dengan perlahan.

"Mark?" Panggilku seraya melangkah masuk lalu perlahan menutup pintu.

Hening. Tidak ada jawaban. Dan juga lampu apartement tidak menyala.

"Mark?" Panggilku sekali lagi, "are you here?"

Tetap saja tidak ada jawaban.

Aku menghela nafas lagi, lalu menekan tombol kontak lampu. Tidak butuh waktu yang lama, apartement yang tadi gelap berubah menjadi terang benderang.

Ahh, Mark mungkin sedang berolahraga diluar. Pantas saja-

"Astaga!" Nyaris saja aku memekik.

Kalian harus percaya padaku. Tempat ini benar-benar berantakan, jauh berbeda dari hari terakhir aku kesini.

Rasa khawatir kembali menyerangku. Aku segera bergegas menuju kamar Mark. Apa sebenarnya yang terjadi?

"Mark," astaga kamarnya jauh lebih buruk, "Shit! Kamu dimana?"

Yeah, kamarnya kosong. Mark nggak ada disini. Dengan segera aku mencoba menghubungi Mark kembali.

Ketika suara sambungan telfon terdengar, jantungku berdegup lebih cepat daribiasanya.

"Mark, angkat..." Ucapku lirih.

Namun tetap saja. Nggak ada jawaban.

Pip pip pip cklek

Seseorang masuk kesini. Aku segera bergegas keluar dari kamar. Semoga saja itu-

"Mark..." Ucapku lirih.

Aku menghela nafas lega. Setidaknya orang yang aku cari sudah berdiri dihadapanku dalam keadaan hidup.

Mark hanya diam dan menatapku. Rambut hitamnya acak-acakan. Sorot matanya seolah-olah menatapku dari ujung kaki hingga ujung kepala. Hingga sorot matanya bertemu dengan mataku.

"Mark..." Panggilku lagi.

"Claretta?" Mark menyebut namaku parau-seolah-olah ingin memastikan aku nyata atau tidak.

Aku mengangguk sambil tersenyum.

Mark melangkah mendekat, tidak lama setelah itu aku sudah berada dalam pelukannya.

"Kangen,Cla"





"Kangen,Cla"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc


Jangan lupa mampir di cerita aku yang lain ya (っ.❛ ᴗ ❛.)っ

)っ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oiya, kuy mampir juga ke acc twitter aku

twitter.com/tireamizu




Sickness | NCT MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang