Prologue

6.9K 711 39
                                    

"Cla ! Claretta !"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cla ! Claretta !"

Dug dug dug !

Aku buru-buru membuka pintu kamarku yang terkunci─aku takut Mark marah kalau telat membuka pintu kamar.

Tapi sepertinya aku melakukan kesalahan lagi. Mark menatap garang padaku. Sedangkan aku mencoba untuk tetap tersenyum dan memegang pipinya.

"Mark, kamu kena─"

"Apa yang kamu sembunyiin dari aku?!" tanya Mark sambil memejamkan matanya─menahan amarahnya.

"Maksud kamu apa?"

Mark kini kembali membuka matanya dan menatapku tajam. Ia sedikit mendorong tubuhku untuk minggir dari pintu. Lalu Mark segera masuk ke dalam kamar.

Mark menatap sekeliling kamar.

"Apa yang kamu cari,Mark?"

Aku bisa melihat tangan Mark kini terkepal. Ia menoleh menatapku tajam. Wajah putihnya kini sudah merah padam.

Oh Tuhan.

Kenapa seperti ini lagi?

"Kenapa kamu kunci pintunya?! Ada yang kamu sembunyikan dari aku?!" Seru Mark dari jarak lima meter dihadapanku.

Aku memijat pelipis dan menghela nafas.

Setelah itu, aku melangkahkan kaki mendekati Mark─masih menatapku garang. Walaupun takut, aku meraih lengannya untuk menggenggam erat jarinya yang masih terkepal.

"Apa yang harus aku sembunyiin dari tunanganku?" tanyaku seraya menatap mata Mark.

Mark hanya diam melihat aku- tersenyum padanya. Tentu saja matanya masih menatapku tajam, wajahnya juga masih merah.

"Mark" aku memeluknya.

"Aku nggak sembunyiin apa pun dari kamu" sambungku. Aku harap Mark percaya padaku. Aku harap Mark tidak-

"liar" desis Mark. Dia kemudian melepaskan pelukkanku secara kasar dan segera mendorong kuat tubuhku-sehingga aku tersungkur ke lantai.

Aku meringis. Lututku terasa nyeri sekarang.

Ya Tuhan! Kenapa Mark semakin hari semakin parah? Jariku meremas lutut yang terasa nyeri.

Aku berusaha berdiri dan kembali menatap Mark dengan senyum semanis mungkin─ berusaha untuk tidak menangis. Toh, Mark akan semakin marah jika aku menangis.

Mark tidak membalas senyumku, tak seperti biasanya. Apa Mark sekarang benar-benar membenciku?

"M-Mark" panggilku.

"Aku tidak pernah boh-" Mark tidak membiarkanku menjelaskan, ia lebih memilih menarik tangan dan menyeretku ke kamar mandi.

Mark mendorongku kembali untuk masuk ke kamar mandi. Aku bersyukur-aku tidak tersungkur.

Sickness | NCT MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang