06

3.6K 533 63
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy Reading!!!

"Kenapa Jen?"

Seorang siswi tampak baru saja keluar dari dalam kelas yang sama dengan kelas Sekar Rissa Adiratna setelah temannya menyampaikan pesan bahwa Jenovan sedang menunggunya di luar.

Citra dapat melihat Jenovan berdiri di depan kelasnya dengan tangan menenteng sesuatu.

"Sekar nggak masuk sekolah? Kok gue ga ada liat dia ke kantin?" tanya Jenovan tanpa basa-basi.

Ah, sudah Citra duga. Jenovan pasti memanggilnya karena ingin bertanya tentang Sekar. Citra tau Sekar dan Jenovan sedang ada masalah sejak kemarin karena temannya itu tidak banyak berbicara saat Citra bertanya kepadanya.

"Turun kok, tuh ada di dalem," jawab Citra sekenanya.

Kedua bola mata gadis itu kemudian bergulir ke arah benda yang ditenteng Jenovan sejak tadi. Sebuah papper bag lucu berwarna ungu muda dengan pita berwarna senada di bagian atasnya.

Entah apa isinya, yang pasti Citra berani bertaruh kalau Jenovan membawakan itu untuk Sekar.

"Kenapa ga ke kantin? Emang dia bawa bekal?"

Dari guratan wajahnya, Jenovan terlihat khawatir karena tidak melihat Sekar seharian ini keluar kelas.

Citra agak iri juga sebenarnya. Kenapa Sekar selalu merajuk tentang hal-hal yang seharusnya tidak dipermasalahkan. Padahal Jenovan termasuk laki-laki yang baik dan sabar. Bagi Citra, Jenovan itu sangat langka.

Kalau Citra jadi Sekar, dia tidak akan berani mencari masalah dan lebih memilih untuk mengalah untuk mempertahankan suatu hubungan. Sayangnya Citra jomblo sejak lima bulan yang lalu.

Saat itu dia mendapati mantan kekasihnya sedang berselingkuh dengan salah satu guru muda yang ada di SMA Bintang Gemilang. Mungkin penyebabnya adalah Citra yang terlalu menjadi budak cinta di antara hubungan mereka. Semenjak saat itu, Cinta menjadi malas untuk memiliki perasaan lagi kepada siapapun.

"Enggak, katanya dia malas aja ke kantin. Udah gue bujuk makan tetep gamau. Jadi ga gue paksain," kata Citra.

"Tadi pas gue panggil, dia emang nggak mau keluar ya?" tanya Jenovan.

Citra tampak ragu untuk menjawab pertanyaan Jenovan karena merasa tak enak kepada lelaki itu.

"I-iya, maaf ya Jen. Lo tau sendiri kan kalau Sekar marah gimana?"

Jenovan menghela napas samar, kemudian lelaki itu tersenyum tipis.

"Nggak apa-apa, lo ga perlu minta maaf. Bukan salah lo kan?" ujar Jenovan diiringi dengan tawa getirnya.

"Oh iya, ini gue mau minta tolong sama lo dikasih ke Sekar ya. Bilangin, Jenovannya minta maaf. Ini juga ada roti sama susu tolong dikasih ke dia juga, usahain dimakan. Gue takut mag dia kambuh."

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang