20

3.4K 454 95
                                    

*Ges, nanti aku mau nanya sesuatu di paling akhir. Kalau mau dijawab aku sangat berterima kasih, kalau engga juga ga apa-apa.

Tapi ini bakal berpengaruh banget sama semangatku buat nulis hehe.

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy Reading!!!

Seorang gadis cantik dengan tubuh menjulang tinggi tampak melangkahkan kaki jenjangnya, menuju ke seseorang.

Kemudian ia berhenti ketika melihat tubuh seorang pria dengan bahu lebar yang tengah memunggunginya.

Pria itu tampak menghisap seputung rokok, kemudian menghembuskan kepulan asap itu ke udara.

"Odieus," panggilnya, membuat pria dengan goresan di sisi wajahnya itu menoleh ke belakang.

Kemudian senyuman khasnya terukir setelah melihat perempuan cantik itu.

"Ada perlu apa memanggilku?" nadanya angkuh, seperti biasa.

"Bisakah kau bersikap sopan dengan Kakakmu?"

"Kau bukan Kakakku."

"Baiklah, kalau begitu menikahlah denganku," ujar pria itu dengan seringaian nakalnya.

"Bisakah kau langsung berbicara to the point? Aku tidak punya banyak waktu," ujar perempuan itu dengan nada malas.

Sangat kentara bahwa ia membenci pria di depannya.

"Apa Ibu sudah memberitahumu?" tanya pria itu.

"Dia hanya mengatakan jika kau memanggilku."

Mengangguk, Odieus tersenyum tipis kemudian membuang putung rokoknya di dalam bak sampah.

"Kemari," panggilnya seraya melambaikan tangan.

Membuat perempuan itu mendekat ke arah balkon, berdiri di sebelah Odieus.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu? Aku dengar kau belum melakukan apa-apa sampai sekarang," wajah pria itu berubah menjadi datar.

"Kau pikir mencari Xantheus semudah itu? Manusia di sini banyak bodoh! Apalagi aku harus menjaga identitasku."

"Aku tidak peduli. Itu sudah menjadi tugasmu. Kau yang meminta ikut ke daratan. Kau harus menerima konsekuensinya."

"Bersabarlah."

"Kau pikir aku tidak tahu? Kau sibuk menjalin hubungan menjijikkan dengan manusia. Aku bilang kerjakan apa yang seharusnya kau kerjakan, jangan membuang waktu!"

Perempuan itu terdiam dengan geraham mengeras. Bagaimana Odieus bisa tahu, pikirnya.

"Ibu yang mengadukannya padaku," ujar pria itu seolah bisa membaca pikirannya.

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang