27

2.5K 456 107
                                    

Apa kabar gais?

Apa kabar gais?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy Reading!!!

Fedora beringsut mundur dengan kedua kening menukik tajam. Ia menatap dengan pandangan menusuk ke arah Athena yang berjalan mendekat, hingga tubuhnya terbentur pada batu tebing.

Athena menyadari tatapan kebencian perempuan itu terhadapnya, namun ia menyeringai tipis ketika melihat ketakutan dari kedua sorot mata Fedora.

"Mau apa kau?!" teriak Fedora tepat di depan wajah Athena.

Jujur, nyali Fedora seketika menciut ketika melihat bola mata merah Athena menatapnya begitu nyalang, apalagi wujud gadis itu benar-benar terlihat menyeramkan sekarang.

Sesekali Fedora melirik ke arah Hellios, seolah meminta pertolongan. Namun lelaki itu hanya diam, sama ketakutannya seperti Fedora dan siren lainnya.

"Mengaku atau ku pisahkan kepala dan juga tubuhmu malam ini. Kau memalsukan ramalannya?" tanya Athena dengan nada mengancam.

"Kau pikir aku penipu seperti Ibumu?!"

Athena terdiam ketika Fedora membawa-bawa sekaligus menghina Allena di depannya. Kemudian gadis itu memicing.

"Jadi kau memalsukan ramalannya karena mempunyai dendam kepada Ibuku?" tanya Athena lagi, dan kali ini Fedora terdiam sembari menatap gadis itu sinis.

"Kenapa kau hanya diam? Apa ucapanku benar?"

"Brengsek, jaga mulutmu anak kutukan!"

Fedora mendesis geram, ia melayangkan tangannya ke udara, berniat menampar pipi Athena. Namun dengan cepat Athena menahan lengan Fedora, lalu menepisnya dengan kuat.

"Kau menghinaku, sama saja dengan menghina anakmu sendiri."

Athena mengulurkan tangannya, mencengkram leher Fedora. Hingga kulit pucat Fedora memerah akibat tekanan pada jari-jari Athena, bahkan kuku panjangnya sudah menembus ke dalam kulit perempuan itu.

"Ugh!"

Fedora menahan satu lengan Athena dengan kedua tangannya karena ia dibuat tidak bisa bernapas. Tenaga Athena benar-benar sekuat itu.

"Lepas ...." rintih Fedora dengan wajah mulai membiru.

"Jika Ibuku mati karena memiliki anak kutukan, maka kau juga harus mati, karena anakmu sama sepertiku."

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang