22

2.9K 425 160
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy Reading!!!

Keenam lelaki dengan banyak pertanyaan yang berada di dalam kepala mereka itu menghening untuk beberapa saat. Dan sang pemilik rumah tidak juga membuka suara sejak tadi. Jenovan langsung menyuruh Athena pergi ke dalam kamar setelah kepergok oleh teman-temannya.

Demi Tuhan, lelaki itu tidak dapat berpikir sekarang. Jenovan tidak tahu lagi ingin membuat alasan seperti apa. Pasalnya Jenovan kepergok dalam posisi seperti itu. Lelaki itu melirik ke arah Nizam dengan dahi mengernyit samar seolah berkata, "kenapa nggak bilang mau ke sini?"

Dan Nizam hanya menggeleng samar ke arah Jenovan, lalu melirik ke arah teman-temannya. Sebenarnya Nizam sempat menelpon Jenovan, hanya saja lelaki itu tidak mengangkat ponselnya yang memang sengaja Jenovan ubah ke mode hening, agar tidurnya tidak terganggu.

Sialnya sekarang Nizam malah jadi berpikiran yang macam-macam setelah melihat Jenovan memeluk Athena seperti itu. Terlihat sedikit berlebihan untuk hubungan sebatas sepupu.

Haris menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa sembari menatap tidak percaya ke arah Jenovan, "woah .... selama ini lo sembunyiin apa aja dari kita?"

"Lo saling kenal sama Thania?" tanya Mahendra.

Menghela, Jenovan tak ada pilihan lain selain mengaku. "Hmm," angguknya.

"Apa?! Sejak kapan?" kening Jenggala mengernyit dalam.

"Dia sepupu gue."

Sudah dipastikan mereka semua terkejut, menatap Jenovan masih tak percaya. Mereka masih tak menyangka Jenovan merahasiakan hal ini begitu rapi.

"Gue serius, Thania sepupu gue," Jenovan berusaha meyakinkan. Dada Jenovan berdebar kencang sekarang. Takut teman-temannya tidak percaya.

"Bukannya sepupu cewek lo cuma si Alya?" Haris bingung.

"Thania bukan keponakan Mama, tapi Ayah gue. Keluarga jauh."

Jenovan pun menjelaskan secara singkat tentang Athena yang akan tinggal sementara waktu di rumahnya. Yang tentunya hanya sebuah karangan belaka. Nizam mengangguk secara spontan, ikut membenarkan karena Jenovan sudah memberitahunya lebih dulu.

"Lu ngangguk berarti selama ini lu udah tau?" tanya Mahendra ke arah Nizam.

"S-sorry, gue nggak ngasih tau kalian karena gue ngehargain privasi Jenovan."

"Ngehargain sih ngehargain, tapi masa cuma hal kaya gini disembunyiin dari kita? Parahnya cuma lo yang dikasih tau. Berati Jenovan cuma nganggap lo sebagai temennya, bukan kita," Haris agak kesal.

Ah, sial. Bagaimana ini? Tidak mungkin Jenovan mengatakan yang sebenarnya. Karena niat awal Jenovan adalah melindungi identitas asli Athena. Sepertinya Jenovan sudah salah dalam mengambil langkah.

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang