16

2.8K 450 63
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy Reading!!!

"Zam."

Sebuah panggilan dari seorang lelaki yang merupakan salah satu anggota osis itu membuat Nizam menoleh.

Saat ini Nizam sedang berada di perpustakaan, mencari bahan materi untuk tugas biologi.

"Oy," Nizam mengedikkan dagunya ke arah Bima, ketua kelas di XII IPA 2 yang merangkap menjadi wakil ketua osis.

"Sibuk nggak?"

"Nggak juga, cuma lagi nyari bahan materi. Kenapa?"

"Lo dipanggil sama kepsek tuh."

Nizam lantas mengangkat kedua alisnya.

"Oke. Makasih Bim."

"Yoi! Gue duluan ya," Bima mengangkat satu tangannya. Lalu lelaki itu melengos pergi.

Nizam yang sudah mendapatkan satu buku tebal untuk tugasnya itu terpaksa mengembalikannya kembali di rak paling atas.

Kemudian lelaki berdasi itu melenggangkan kakinya keluar dari perpustakaan untuk pergi ke ruangan kepala sekolah.

Nizam agak bingung sebenarnya kenapa dia dipanggil oleh kepala sekolah. Padahal Nizam sudah menyelesaikan tugas terakhirnya bulan ini di jadwal yang memang sudah disusun.

Sembari melangkah, Nizam memikirkan tugas-tugas lalu yang sudah ia selesaikan. Mungkinkah ada yang tertinggal, pikirnya.

Sampailah lelaki itu di depan pintu ruang kepala sekolah yang sedikit terbuka. Di balik celah pintu itu, Nizam dapat melihat punggung seorang perempuan yang sedang duduk di depan kepala sekolah.

Kepala sekolah tampak berbicara dengan perempuan itu. Kemudian kedua bola pria paruh baya itu bergulir ke arah Nizam karena sadar dengan kedatangannya

"Eh, Nizam Amzari. Masuk masuk," kepala sekolah melambaikan tangannya sembari membenarkan kaca mata yang berada persis di ujung hidungnya.

Jangan pikir kaca mata itu akan merosot terjatuh, karena kepala sekolah di SMA Gemolang memiliki hidung semancung perosotan TK.

Nizam tersenyum sopan, kemudian masuk ke dalam sana setelah membungkuk kecil.

Sadar ada orang lain, gadis itu menoleh ke belakang. Menatap ke arah Nizam yang berdiri di belakangnya.

Nizam yang ditatap oleh gadis itu spontan menatap balik untuk beberapa detik, dengan ekspresi agak tertegun.

"Nizam, Bapak mau minta tolong sama kamu. Sebelumnya perkenalkan, ini ada anak baru namanya Thania. Dia seangkatan sama kamu tahun ini. Tolong kamu antarkan dia ke kelas IPS 2."

Nizam mendengarkan baik-baik permintaan bapak kepala sekolah, sembari melihat ke arah Athena sesekali.

"Baik Pak."

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang