Still Continued?

726 74 31
                                    

Siapa kangen Athena dan Jenovan?😔🤚🏻
Banyak yang nyesek ya sama endingnya?🙂
Aku pikir cerita ini udah tamat, tapi ternyata ...



HAPPY READING!!!😁




Terhitung sudah beberapa bulan setelah kecelakaan besar yang menimpa Jenovan. Remaja lelaki itu kembali bersekolah seperti biasa. Menjalani hari-harinya dengan normal, seperti mengerjakan tugas yang berentetan dan ujian yang susul-menyusul.

Yang berbeda hanyalah kini Jenovan bukan ketua basket lagi. Tidak hanya itu, setelah kecelakaan yang membuat trauma di kepala Jenovan, lelaki itu terpaksa harus keluar dari tim basketnya.

Sungguh, hati Jenovan terasa berat ketika meninggalkan tim basket yang selama ini selalu dia usahakan untuk mendapat piala juara pertama. Sudah lebih dari lima piala yang menghiasi lemari kaca di sekolahnya.

Dengar-dengar, posisi Jenovan digantikan oleh anak lelaki dari kelas sebelas IPS 2. Baron namanya. Nama yang cukup populer dan banyak diperbincangkan di ruang guru dengan cap 'Anak Berandal' itu entah bagaimana bisa langsung mendapat posisi ketua tim padahal baru bergabung.

Ingin marah, tapi Jenovan tidak bisa menyalahkan takdir. Bisa hidup sampai detik ini saja, lelaki itu sudah sangat bersyukur.

Jenovan memijit dahinya yang berdenyut-denyut. Penyebabnya bukanlah soal Matematika yang tertera di papan tulis. Tapi kepalanya memang sering terasa sakit sejak kecelakaan itu. Anehnya, dokter tidak bisa menjelaskan secara medis penyakit apa yang sebenarnya diderita oleh Jenovan. Dokter bilang kecelakaan dulu tidak meninggalkan cedera apa pun pada lelaki itu.

Tidak ingin ambil pusing, Jenovan meminta obat pereda nyeri kepada dokter. Obat itu selalu dia bawa ke mana-mana. Pasalnya sakit di kepala Jenovan kerap timbul secara tiba-tiba, terlebih lagi ketika dia sedang berpikir keras atau sedang berusaha mengingat sesuatu di masa lampau.

Setelah pelajaran Matematika berakhir, Jenovan langsung memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Lelaki itu mendecak kecil ketika tidak menemukan kotak bekal di dalam sana. Dia lupa membawanya tadi. Padahal setangkup sandwich sudah dia siapkan pagi-pagi buta.

Menghela napas kasar, Jenovan beranjak dari kursinya. Terpaksa hari ini dia makan di kantin. Masih ada sederet pelajaran yang menunggu sampai siang nanti. Tidak mungkin dia bisa fokus dalam keadaan perut kosong.

Jenovan belok kiri di tikungan pada lorong sekolah. Saat itu juga, dia berpapasan dengan Sekar yang sedang menatap ke arahnya. Jenovan sadar dengan keberadaan gadis itu. Tapi dia memilih untuk terus melangkah, mengabaikannya. Pandangan sedih perempuan itu tidak berpengaruh bagi Jenovan.

Pun saat di kantin. Dia melihat sekilas gerombolan teman-temannya yang duduk di tempat biasa mereka makan siang. Jenovan lantas berbelok arah, menuju ke kantin paling pojok demi menghindari teman-temannya. Terutama saat melihat ada Renjana di sana.

Sekar dan Renjana. Dua bulan kemarin kedua orang itu kepergok Jenovan sedang berjalan di area mal. Awalnya Jenovan hendak berpikiran positif. Namun usahanya gagal ketika melihat Sekar melilitkan tangannya pada lengan Renjana, kemudian mereka bercengkerama dengan jarak intens.

Bagaimana bisa kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri?

Semenjak itu pula, persahabatan Jenovan dengan teman-temannya tidak lagi sama. Pengkhianatan yang dilakukan Renjana sudah cukup membuatnya trauma dalam pertemanan. Terlebih lagi Sekar Adiratna. Perempuan yang sangat dia sayangi itu dengan teganya menusuknya dari belakang, berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

Apakah Jenovan menangis? Jawabannya adalah tidak. Bukan karena Jenovan seorang pria, lalu dia tidak menangis. Dia memang sempat kecewa dan marah. Tapi entah kenapa Jenovan seakan mati rasa, seperti tidak ada setetes pun air mata ataupun ekspresi yang bisa menggambarkan suasana hatinya.

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang