07

3K 520 32
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy Reading!!!

Baru saja Jenovan membuka kunci pintu rumahnya, Haris sekonyong-konyong masuk ke dalam, diikuti dengan yang lainnya.

Memang sudah seperti itu gaya teman-teman Jenovan saat berkunjung ke rumahnya, seperti anak gang sebelah yang sedang mengajak tauran. Jenovan tidak bingung lagi dengan teman-temannya itu. Karena dia sudah terbiasa.

"Zam, gue bantu nyari materi aja ya. Tangan gue lagi sakit, nggak bisa dipake ngetik."

"Loh? Tangan lo kenapa?" tanya Nizam bingung, agak terkejut.

Perasaan Nizam tangan Jenovan tadi baik-baik saja. Tapi telapak tangan lelaki itu tampak terlihat memerah, bahkan parahnya melepuh sekarang.

"Ga sengaja kena air panas," dusta Jenovan.

Jenovan agak merasa bersalah sekarang. Karena semenjak ada Athena, Jenovan terpaksa jadi sering berkata bohong.

Sedangkan isi kepala Nizam dipenuhi dengan pertanyaan.

"Gak lo obatin?"

"Ntaran aja lah," jawab Jenovan ogah-ogahan.

"Jen, gue laper nih. Ada makanan nggak?" tanya Haris sembari melempar asal tasnya di atas sofa.

"Banyak di dapur. Masak sendiri tapi," ujar Jenovan sembari membuka seragamnya. Menyisakan baju jersey berwarna merah yang melekat di tubuhnya.

"Aduh, masa tamu disuruh masak? Ingat Jen, tamu adalah raja."

"Berisik lo Ris, order aja apa susahnya sih? Ngerepotin  orang doang lo bisanya," sahut Chandra.

"Abis uang gue buat dipake beli es teh sama gorengan. Mana gue masih ada utang di warungnya Bu Arum."

"Hah? Kenapa lo nggak bilang sih? Sebutin berapa utang lo, biar gue yang bayar."

"Aaaa, sugar daddyku perhatian banget," Haris memeluk Chandra dengan suaranya yang dibuat-buat.

"Jijik anjir!" Chandra menoyor kepala Haris. "Gue cuma nggak mau punya temen suka ngutang, malu-maluin sultan aja."

Jenggala yang entah sejak kapan mengambil sekaleng minuman bersoda milik Jenovan, berbaring di sofa tunggal dengan kaki bergelantungan.

Tubuh Jenggala memang sedikit lebih tinggi daripada yang lain. Meski ukuran isi kepalanya sebelas dua belas dengan Mahendra, tubuh Jenggala lebih bongsor dari yang lainnya.

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang