33 : The Epilogue of SIREN

6.2K 567 351
                                        

Karena ini udah the last chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karena ini udah the last chapter. Mari kita ramaikan chapter terakhir ini dengan komen-komen kalian😆

 Mari kita ramaikan chapter terakhir ini dengan komen-komen kalian😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Jangan lupa play musik di atas ya ^^
Happy reading for the last chapter guys!!!

Suara gemuruh ombak sesekali terdengar begitu tenang, diiringi dengan kicauan burung-burung yang saling bersahutan, terbang di atas langit biru yang membentang.

Matahari baru saja terbit dari arah timur namun belum menampakkan wujudnya secara sempurna. Cahayanya yang masih malu-malu menerpa langsung ke arah kedua insan yang terkapar karena kehilangan kesadaran di dalam sebuah gubuk.

Sebuah gubuk yang terdapat di tepi pantai, terlihat begitu rapuh, namun setidaknya bisa menjadi tempat berlindung dari badai semalam yang sempat mengamuk.

Namun hangatnya cahaya matahari yang menerpa langsung ke arah wajah gadis yang terbaring di dalam gubuk itu membuat sang empu terusik. Kedua matanya yang tertutup nampak bergerak, perlahan terbuka, kedua iris mata kecoklatan itu membesar karena silau.

Athena merasa dunia berputar ketika kedua matanya terbuka sempurna, namun hanya beberapa detik. Ia terpejam sesaat sembari meringis, menyentuh kepalanya yang terasa berat. Berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

Kemudian sekelebat memori muncul di dalam kepala gadis itu. Athena sudah ingat dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dewi bulan. Dirinya berhasil bertemu, bahkan membuat perjanjian dengan The moon goddess. Tapi ... bukankah seharusnya dia sudah mati?

Menoleh ke kanan, gadis itu merasa jantungnya seakan berhenti berdetak saat mendapati seorang lelaki yang terbaring tanpa mengenakan baju atasan.

Kemudian ia segera duduk dari posisinya, mengecek bahwa apa yang dia lihat adalah nyata. Jenovanlah lelaki itu. Wajahnya nampak pucat, namun jantung lelaki itu masih berdetak ketika Athena meletakkan telinganya di atas dada Jenovan. Bahkan Athena bisa melihat dada lelaki itu turun naik secara beraturan, tampak bernapas. Terdengar hembusan napas lega dari mulut Athena beriringan dengan jantungnya yang melengos.

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang