INTERMEZO

395 70 5
                                        


⚠ Spesial edition 3damdo khusus ramadhan, jadi buat seru-seruan aja gaada nyambung sama plot


Seperti tahun sebelumnya setiap bulan ramadhan datang, kegiatan sahur tidak boleh terlewatkan.

Mami Sekya sedang menyiapkan makan sahur untuk keluarganya, Papi Chendra bertugas membangunkan anak-anaknya.

Setelah sedikit adanya drama saat membangunkan anak-anaknya akhirnya mereka semua berkumpul diruang makan.

Berdoa sebelum makan dipimpin oleh Papi. Mereka tidak langsung makan, agak malas untuk makan soalnya kan baru bangun tidur.

Idam iseng membuka handphonenya, teman dikelasnya juga sibuk mengingatkan sahur, sampai spam di grup chat kelas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Idam hanya tertawa melihat balasan dari teman-temannya, benar-benar tidak waras, lalu ia mulai menikmati makanan sahurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Idam hanya tertawa melihat balasan dari teman-temannya, benar-benar tidak waras, lalu ia mulai menikmati makanan sahurnya.

Setelah menghabiskan makanannya mereka berkumpul diruang keluarga.

"Dah ah mau tidur lagi." pamit Arvedam pada keluarganya.

"Dadah pedam" jawab Idam sambil melambaikan tangan pada Arvedam yang masih duduk disebelahnya.

"Gue belum makan." celetuk Damaru membuat semua orang memandangnya.

"Kok bisa?" tanya Mami dan Papi bersamaan.

Damaru mengerucutkan bibirnya, dia tadi diruang makan hanya terdiam, menaruh kepalanya dimeja tanpa berminat untuk makan.

"Udah mau adzan." jawab Ajun saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 04.10.

"Minum energen aja." saran Idam.

Damaru dengan muka melasnya pun bangun dari duduknya menuju dapur untuk minum energen sambil bergumam "Iya.".

Sedangkan Arvedam yang sudah sampai pada anak tangga kelima berbicara dengan suara yang keras "MAKANYA JANGAN KEBANYAKAN NGEGALAU."

Setelah mengatakan itu Arvedam berlari menuju kamarnya meninggalkan Idam yang tertawa dan Damaru yang semakin kesal.

Setelah mengatakan itu Arvedam berlari menuju kamarnya meninggalkan Idam yang tertawa dan Damaru yang semakin kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Damar kok lemes banget? gak sahur kah?" tanya Dobbi saat melihat 3Dam memasuki kelas.

"Dia mah lemes karena galau bukan karena puasa, puasa jadi alibi aja nutupin galaunya." sahut Arvedam dari belakang Damaru, yang buat muka Damaru tambah gak ada semangat buat hidup.

Serius, buat Damaru puasa gak puasa ya sama aja, dia makan juga gak teratur jadi biasa aja, dia lemes ya karena kangen seseorang. Bener kata Arvedam dia lemes karena galau bukan karena puasa.

"Arve Arve." Doyogi memanggil sambil menghampiri Arvedam.

"Apa?" Jawab Arvedam singkat seperti biasanya.

"Kalau puasa gini setan dikurung kan ya?" Tanya Doyogi dengan polos.

Arvedam hanya mengangguk, malas menanggapi anak kecil.

"Kok Arve masih ada disini? Kabur dari kurungan?"

Seketika pertanyaan Doyogi membuat mereka tertawa, memang ya anak kecil itu memang gemesin sekaligus ngeselin.

"Sialan." Umpat Arvedam lalu melempar kotak pensilnya pada Doyogi tapi tidak kena.

"Ih Drakula emosi, batal lo puasa, makan sana." jawab Dobbi sambil melempar kembali kotak pensil Arvedam kearah Arvedam dan sukses kena jidat Arvedam.

"Makanya gausah dzolim sama saudara kena kan batunya sekarang." ujar Damaru lalu tertawa kencang, masih dendam dia perkara dia yang gak makan sahur, terus dikatain galau sama Arvedam.

"Mama adek mau es buah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama adek mau es buah." Kata Idam pada mamanya sambil mengeratkan pegangan di lengan sang mama.

"Arve mau kue yang itu tuh." Arvedam tak mau kalah, ikut memegang lengan mamanya sambil tangan lainnya menunjuk kue yang terpanjang di etalase.

Saat ini keluarga 3dam sedang jalan-jalan ke pasar kue ramadhan sambil menuju berbuka atau istilah kerennya ngabuburit.

"Maaa, Ajun mau kue lapis coklat." Sang abang juga tak mau kalah dari 2 adeknya.

"Oke-oke kita beli yang kalian mau. Kalau Damar mau apa?" Mama 3Dam mengalihkan perhatiannya ke anak tengah yang sejak tadi terlihat tidak tertarik.

"Mau Byan." Damaru berkata samar.

Sejak turun dari mobil, kenangan-kenangan lama terus memenuhi pikirannya. Beberapa tahun yang lalu, dia pernah ke tempat ini dengan Dobbyan.

Melihat Idam yang merengek dan menunjuk berbagai kue mengingatkannya pada Byan. Waktu itu Byan juga dengan nafsu ingin membeli semuanya

Damaru terkekeh. "Mau byan." Katanya lagi, kali ini agak kencang. Keluarganya memang tidak mendengar karena mereka semua sudah ditarik Idam ke penjual kue lainnya.

"Mau gue?"

Tunggu, suara yang tidak asing. Meski sebagian dirinya berpikir suara itu hanya halusinasi, Damaru memutuskan membalik badannya untuk menemukan sumber suara.

Dan dibelakangnya, ada Dobbyan.

"Hai." Kata Byan lalu tersenyum. Membuat Damaru sempurna mematung.

3DAM VS 3DOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang