Sama

216 52 0
                                    

3Dam sedang bersiap untuk kesekolah dihari minggu yang harusnya libur, kelas mereka malah disuruh masuk guna untuk membuat taman kecil disamping kelas, tugas dari guru seni budaya - bu Suzy.

"Adek nanti jangan panas-panasan ya, abang jagain adeknya oke." ujar mami Sekya sambil memakaikan kupluk berwarna ungu pada Idam.

Damaru dan Arvedam hanya mengangguk, dalam hati mereka juga ingin diberikan perhatian yang sama dengan perhatian yang Idam dapatkan.

"Bujang papi, nih tambahan kali aja nanti mau nongkrong dulu." Papi Chendra datang menghampiri keempat orang yang berada diteras rumah.

Saat memberikan uang saku tambahan pada Idam, Idam menerimanya kemudian ia membagi dua uang tersebut dengan jumlah yang sama, berakhir dengan ia yang menyerahkan uang itu kepada kedua abang kembarnya yang kini menatapnya dengan bingung.

"Buat kalian aja, ajak crush kalian jalan sesekali." ujar Idam.

"Bagi tiga aja, lo gak mau uang tambahan?" tanya Damaru.

"Gapunya crush ngapain." jawab Idam meninggalkan papi mami dan dua abang kembarnya yang tertawa karena jawabannya, tanpa mereka sadari Idam sadar dengan perubahan wajah Arvedam dan Damaru setiap Idam mendapat perhatian dari orang tua ataupun abang mereka.

" jawab Idam meninggalkan papi mami dan dua abang kembarnya yang tertawa karena jawabannya, tanpa mereka sadari Idam sadar dengan perubahan wajah Arvedam dan Damaru setiap Idam mendapat perhatian dari orang tua ataupun abang mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dek, minum susunya dulu ini, udah mama buatin juga." ujar mama Bae sambil membawa segelas susu menghampiri anak-anaknya yang kini hampir memasuki mobil Junihoon.

Doyogi dengan cepat meminum susu cokelatnya takut membuat sang mama ngambek.

"Bayi mah beda ya." sindir Dobbi yang mendapat sikutan diperutnya dari Dobbyan.

Doyogi sendiri hanya diam, ia sadar jika sedang disindir oleh kakak kembarnya. Ini bukanlah hal pertama, sudah sering sekali seperti ini, Doyogi sendiri sudah berbicara pada mamanya, namun mamanya tetaplah mamanya, tidak akan ada yang berubah dari mamanya walaupun ia sudah protes, Doyogi merasa tak enak hati tapi ia bisa apa.

Sesampainya mereka disekolah, mereka langsung menuju tempat yang telah ditentukan.

Tempatnya tepat disamping kelas mereka, ada lahan kosong yang tidak terpakai dan tak terawat, itulah yang menjadikan guru seni budaya mereka memutuskan untuk membersihkannya, selain modus tugas itu juga jadi modus agar tidak membayar jasa sewa taman hehehe.

Sebuah rekor baru karena 3Do tidak menggunakan warna yang sama, Dobbie dengan kaus lengan pendek berwarna hitam dan jeans hitam dengan topi berwarna hitam, Dobbyan dengan kaus berwarna kuning dan jeans biru, dan Doyogi dengan kaus lengan panjang berwarna ungu dengan jeans hitam.
Ya penampilan 3Do memang tak pernah mengecewakan.

Setelah beberapa saat bu Suzy memberikan penjelasan dan arahan mereka mulai dibagi tugas.

"Yang baju ungu sini dulu." panggil bu Suzy.

"Saya bu?" tanya Idam dan Doyogi bersamaan.

Anak-anak kelas yang awalnya fokus ke pekerjaan masing-masing segera menoleh. Mendapati Idam dan Doyogi yang berdiri berdekatan dengan style yang sama. Terlihat lucu, menggemaskan, dan serasi.

"Ekhem bajunya samaan nih." Celetuk seseorang diikuti siswa lainnya.

"Ciee ciee ciee." ujar yang lain saling sahut menyahut, sedangkan bu Suzy hanya tertawa saja, ia iseng memanggil seperti itu karena sedari awal menjelaskan ia sudah tertarik dengan dua anak yang berwarna pakaian sama itu dan ia juga suka dengan warna ungu.

"Baju sama, sifat sama-sama bayi, duh cocok." celetuk Dobbi, baik Idam dan Doyogi bisa merasakan rasa benci pada kalimat Dobbi itu.

Yang lain terdiam, ini bukan perkara baru jika 3Dam dan 3Do adu mulut, bahkan setiap hari dikelas ini sudah menjadi rutinitas mereka, tapi biasanya yang adu mulut selalu Dobbi dan Arvedam, kata-kata pedas yang selalu diutarakan Dobbyan untuk Damaru, sedangkan Idam dan Doyogi tidak pernah terlibat pembicaraan apapun, jangankan dengan Doyogi, Idam bahkan jarang terlibat interaksi dengan siapapun, jadi mendengar celetukan Dobbi dan melihat kepalan tangan dari Doyogi membuat mereka sedikit takut, sedangkan Idam sendiri hanya diam tenang tak terusik.

"Terimakasih, karena kita bayi kita gak cocok ada di satu tempat yang sama dengan orang dewasa." ujar Idam menggenggam tangan Doyogi berjalan meninggalkan teman sekelasnya.

Doyogi bisa merasakan emosi dalam ucapan Idam walaupun Idam mengucapkan hal itu dengan tenang.

Meninggalkan Dobbi yang seketika terdiam dan merasa bersalah, Meninggalkan Arvedam yang menatap Dobbi dengan datar, dan meninggalkan Damaru dan Dobbyan yang khawatir dengan keadaan adik mereka.

3DAM VS 3DOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang