Final

206 47 3
                                    

"Sesi final lomba cerdas cermat, ada tiga tim yang sampai hingga saat ini yaitu SMA Guna-guna, SMA Matre, dan SMA Sukaharta."

Tepuk tangan mengiringi tiga tim dari yang sudah disebut sebelumnya. Dobbi dan Arvedam berjalan dengan percaya diri ke tengah ruangan. Mereka dengan mudah maju ke babak final.

"Baik pertanyaan pertama, Pada kubus ABCD.EFGH besar sudut yang dibentuk oleh diagonal bidang AH dengan AF adalah?"

Teeet

Arvedam menekan bel selang beberapa detik pertanyaan dibacakan, tim lain bahkan baru menulis soal. Dobbi menyodorkan jawabannya dikertas pada Arvedam, membulatkan angka 60°.

"65 derajat." Kata Arvedam penuh percaya diri.

"Maaf jawaban salah. Baik SMA Matre silahkan jawabannya."

"60°".

Tanda bel benar berbunyi. Satu point untuk SMA Matre.

"Kan gue udah bilang, makanya jangan gegabah." Dobbi berkata sinis pada Arvedam.

"Ya kalau lo tau jawabannya kenapa gak mencet hah?" Arvedam tak mau kalah. Intensi yang diberikan serta tekanan yang ada membuat keduanya emosi. Rasanya kepala mereka mau meledak karena pertanyaan-pertanyaan, belum lagi harus berdebat akan jawaban satu sama lain.

Pertandingan kembali dilanjutkan. Meski sempat tertinggal, tim Dobbi dan Arvedam bisa mengejar. Skor mereka kini seri dengan SMA Matre

"Pertanyaan terakhir, bernilai 50 point, siap siap tangan di atas bel."

Tangan Arvedam dan Dobbi menumpuk di atas bel. Tak ada yg mau mengalah.

"Sebuah rangkaian listrik dengan sumber tegangan V memiliki kuat arus 6 A. Jika hambatan dibuat tetap, sedangkan sumber tegangan dinaikkan menjadi 2V, maka kuat arus akan menjadi..."

Arvedam menekan bel lebih dahulu. Beberapa saat setelah dia mencoret kertasnya. Dobbi kembali mengintip, menemukan jawaban 10 ampere yang ditulis Arvedam. Dia kemudian menulis angka 12 di kertas Arvedam.

Arvedam dan Dobbi beradu tatap, lagi-lagi jawaban mereka berbeda. "Percaya gue, kali ini." Ucap Dobbi.

Dia yakin jawabannya kali ini benar. Sudah beberapa kali jawaban Arvedam keliru. Andai Arvedam percaya padanya, mungkin mereka sudah menang sejak tadi.

Arvedam menghela napas."12 ampere." Kali ini dia memilih percaya Dobbi

"Selamat, SMA Sukaharta memenangkan lomba cerdas cermat ini."

Doyogi dan Idam berdiri dari kursinya, bertepuk tangan kencang. Guru pembimbing segera memeluk erat Arvedam dan Dobbi.

"See? Kita menang karena gue." Kata Dobbi pada Arvedam sebelum berlalu pergi begitu saja.

"Cih, padahal jawaban lo juga banyak salah."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Bang Damar bang Damar." Idam bersorak girang sambil menggoyang-goyangkan bahu Arvedam disebelahnya. Lomba terakhir adalah lomba debat. Arvedam hanya memandang malas ke arah Damaru. Masih emosi dengan pertandingan cerdas cermatnya tadi, atau lebih tepatnya dia emosi pada Dobbi yang menyalahkannya.

"Baik karena kedua tim sudah ada disini, SMA Sukaharta dan SMA Waiji. Saya akan mengumumkan mosi hari ini."

"Seperti yang kita tau, vaksin covid-19 sudah tersedia. Masyarakat yang menolak untuk menerima vaksin akan dikenakan denda sejumlah uang hingga penahanan di penjara. SMA Sukaharta akan menjadi tim pro kebijakan pemerintah untuk memberikan denda pada masyarakat yang menolak vaksin sedangkan SMA Waiji akan menjadi tim kontra mengenai kebijakan denda ini. Masing masing tim memiliki waktu tiga menit untuk menyampaikan argumennya."

Dobbyan segera mengajak diskusi Damaru. "Mereka pasti nanti bawa bawa HAM, lo patahin duluan aja, ingetin kalau HAM bisa ditegakkan selama gak melanggar HAM orang lain." Kata Dobbyan panjang lebar.

"Baik tim pro silahkan argumennya."

Damaru menghela napas. "Baik saya akan menyampaikan argumen saya dalam 3,2,1 kami menyatakan dengan tegas bahwa kami mendukung kebijakan ini. Mengapa? Karena kita dapat melihat dengan jelas bahwa masyarakat kita bukanlah masyarakat yang disiplin, perlu kebijakan yang tegas dari pemerintah untuk masyarakat kita mau melakukan sesuatu. Mengingat lagi covid-19 menjadi musuh nomer satu kita saat ini maka kebijakan mengenai vaksin wajib adalah hal yang sangat tepat."

Damaru menyampaikam argumennya panjang lebar, mendapat pandangan kagum dari semua pihak karena kemampuan bicaranya yang luar biasa. Hanya satu orang yang menatap kesal padanya, Dobbyan.

Selanjutnya tim lawan mereka, tim yang kontra akan kebijakan pemerintah menyampaikan pendapat mereka.

"Lo denger kan? Mereka pasti bawa HAM, harusnya lo patahin sejak awal jangan malah argumen gak jelas."

"Gak jelas kata lo? Hello dude, kita masih punya waktu buat patahin argumen mereka."

Lagi dan lagi, Damaru dan Byan terlibat debat argumen. Padahal harusnya mereka beradu argumen dengan tim lain.

"Baik tim pro, silahkan memberikan tanggapan atau argumen kalian "

Kali ini Dobbyan mengambil alih. "Saya akan menyampaikan pendapat saya dalam 3,2,1..baik tim kontra tadi mengatakan bahwa setiap orang mempunyai HAM mereka dan bisa menolak kebijakan ini atas dasar HAM, namun yang perlu kita garis bawahi disini adalah HAM dapat ditegakkan selama kita tidak menyinggung HAM milik orang lain. Jika seseorang menolak vaksin dan malah menyebarkan virus ke orang lain, bukankah hal ini melanggar HAM orang lain?"

Pandangan kagum tertuju pada Byan kali ini, dia berbicara dengan nada santai namun tegas dan menohok, sangat tepat sasaran.

Debat panas itu berlanjut, setiap tim berusaha dengan keras mempertahankan argumen mereka disertai dengan beberapa fakta dan bukti penguat. Damaru dan Byan beberapa kali terlibat selisih argumen namun mereka tetap berhasil menguatkan argumen mereka.

"Baik, debat kali ini sudah berakhir, para dewan juri akan berdiskusi untuk menemukan pemenangnya, cukup sulit karena kedua tim sangat luar biasa." Kata sang pemandu acara

"Ini semua karena lo, coba dari awal lo tegasin kita udah menang telak." Dobbyan berkata dengan berapi-api pada Damaru.

"Dasar dongo padahal gue sengaja gak tegasin dari awal biar mereka pakai argumen itu dan bisa kita patahin, mikir By." Kata Damaru kemudian pergi meninggalkan Byan dan bergabung bersama kedua kembarannya dikursi penonton.

3DAM VS 3DOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang