Promosi Abang

235 41 13
                                        

"Idam dari mana?" tanya Ajun yang melihat adiknya baru saja masuk rumah.

"Abis ketemu Byan."

"Ngapain?"

"Promosiin Damaru." jawabnya sambil menuju kamar.

Satu jam lalu Aidam keluar rumah membawa satu laptopnya Kemudian pergi begitu saja. Damaru dan Arvedam yang curiga memutuskan untuk kembali mengikuti kemana bungsu mereka akan pergi.

Sampai ditempat tujuan keduanya langsung memasuki hotel bintang lima yang dimasuki oleh sang adik. Berlari mengejar sang adik namun staff hotel disana menghadang mereka.

"Maaf tuan tapi tuan Aidam bilang tidak boleh masuk jika tidak memiliki undangan." ucap salah satu staff bernama Devan.

"Ayok lah Van, gue sama Damar abangnya, dia masih kecil masih butuh pengawasan." ujar Arvedam.

Devan hanya menggeleng sebagai jawaban.

Kesal, Damaru mengacak rambutnya kemudian menelpon sang Ayah.

"Ini adek locked Banquet hall, pake jas segala takut adek ngapa-ngapain." ujar Damaru berbicara pada sang Ayah.

Entah apa yang dibicarakan ayahnya tapi Damaru hanya mengangguk. Ayah mereka merupakan pemilik dari hotel yang bernama Sukamaju ini.

Damar mematikan sambungan telponnya, lalu tak lama Doyogi dan Dobbi berlari menghampiri keduanya. Keduanya menghela nafas, lelah juga berlari mengejar Dobbyan.

"Kalian kesini nyusul Byan?" tanya Damar, keduanya mengangguk.

"Byan rapih banget udah kek mo lamaran." jawab Doyogi.

Lalu tak lama satu staff hotel datang menghampiri mereka, memberi mereka akses masuk lewat pintu lainnya.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Idam ngapain ngajak ketemu?" tanya Dobbyan begitu Aidam mendudukan dirinya.

"Mau presentasi mih."

"Presentasi apa?"

Idam segera mengeluarkan laptopnya yang dia bawa, lalu menghubungkan dengan proyektor yang sudah terhubung dalam ruangan itu, Idam mengklik file yang dimaksud, Dobbyan menyaksikan dengan seksama. lalu tak lama muncul tulisan "Alasan kenapa Byan harus kembali bersama Damaru."

"Baik mamih, Idam akan mulai presentasi. Silahkan disimak dengan baik." Kata Idam sambil memulai presentasinya yang isinya foto-foto Damaru dan deretan sifat baik Damaru.

Dibelakang sana, Damaru, Arvedam Doyogi dan Dobbie ikut menyimak presentasi dari Aidam.

"Meski abang Damar kadang ngeselin tapi dia kalau sayang sama orang bakal sayang banget, ini buktinya yaa." Idam menekan mouse ditangannya, slide berpindah. Lalu menampilkan foto Damar saat bersama byan.

"Tuh liat kan bang Damar rela nyolong mangga tetangga padahal dirumah mangga banyak."

Idam mengklik mousenya lagi.

"Nih lagi abang Damar rela relain manjat pohon rambutan, padahal dia gak pernah manjat pohon, besoknya dia alergi terpaksa dibawa papa ke Turki buat berobat."

"Sekalian beliin kebab buat Idam sih." lanjutnya.

Damaru dibelakang sana udah tutup muka, malu banget, Antara malu sama terharu sih dia. Gak nyangka Idam sampe segitunya.

"Emm, ini kita gak dikasih makan nih?" Doyogi memecah keheningan dibelakang sana sambil terus memperhatikan presentasi Idam.

"Laper gi? Bentar ya." Arvedam menelpon ayahnya, kemudian tak lama, pegawai hotel datang membawa makanan.

"Mamih kalo nikah sama Damaru terjamin deh, Damaru udah punya ternak lele."

"Tenang aja mamih, Damaru udah diwarisin ternak lele sama ternak cupang."

"Kalau Idam dikasih kebun mangga sama ayah."

"Pedam diwarisin apa ya, dia diwarisin utang aja deh."

Dobbyan hanya tertawa mendengar penjelasan Idam, senang rasanya bisa bertemu dengan orang sepeduli Idam walaupun jika dilihat dari tampilannya Idam seperti tak memperdulikan apapun.

"Oke, sekian presentasi Idam hari ini, lebih dan kurang mohon dimaafkan, kepada Tuhan Idam mohon ampun. Sekian, selamat malam."

Dobbyan menghela nafas, sebelum mengatakan yang ada dipikirannya.

"If either of us don't want to be together, what is it for? Aku gak bisa maksa dia, it's up to him. ditambah sekarang aku di keadaan yang gak memungkinkan buat kembali lagi kesana. apa bisa kita sama-sama lagi? pilihannya udah pasti iya atau tidak, bukan iya atau iya 'kan?"

Idam mengulum senyumnya.

"Intinya mamih masih mau sama damaru kan?"

Aidam menutup presentasinya dengan satu pertanyaan yang belum sempat dijawab Byan. Sedangkan Byan hanya memandang kosong kedepan, memikirkan pertanyaan Aidam. Apa dia memang masih ingin bersama damar?

Sedangkan di sudut ruangan, terhalang AC besar dan pot bunga, Damar sejak tadi hanya berdiri mematung, sedikit terharu karena ternyata Idam sangat peduli padanya.

Sehari sebelumnya :

Idam menyerahkan secarik kertas pada Dobbyan. Kertas tebal seperti undangan pernikahan dengan warna hitam, di atasnya ada tulisan dengan tinta berwarna emas.

"Undangan presentasi Aidam, lokasi : ballroom hotel sukamaju jam 8 malam, dresscode : formal purple. Bawa undangan ini untuk mendapatkan dinner gratis."

3DAM VS 3DOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang