"Can we talk again? just like how we talk before." - Damaru Kylevan.
"I hide all my pain with the word I'm fine." - Aidam Kyleyaksa.
"What if... I told you I like you? would you love me back?" - Drakyle Arvedam.
"Talk to me, I miss you." - Dobbyan R...
"Anjing." Arvedam membuka pintu kamarnya dengan kasar lalu melempar begitu saja tas sekolahnya. Disusul Damaru yang juga melakukan hal yang sama. Kelakuan dua anaknya ini sukses membuat sang mamih keheranan.
"Adek, abang -abangmu kalah lomba?" Tanya sang mamih pada si bungsu.
Idam menyodorkan tangannya untuk memegang tangan si mamih, mau salim, begitu maksudnya. "Menang dong, dua duanya."
"Lah terus kok misuh-misuh gitu?"
Idam mengangkat bahu, mana adek tau, batin Idam.
Setelah mendiamkan kedua abangnya untuk memiliki waktu sendiri, jam 8 malam dua manusia itu menyerobot masuk kamar Idam. Masih saja dengan wajah kusut dan beberapa kali melontarkan kata-kata kasar.
"Pedamku, damarku, kesayangan aku kalian kenapa sih?" Tanya Idam pada kedua abang kembarnya.
"Kesel gue bjir, gue mulu disalahin Dobbi, dia bahkan bilang bisa menang tadi gara-gara dia, jelas-jelas gue juga berperan."
"Dasar kembar freak, si Byan tuh juga, gak dipake otaknya malah nyalahin gue."
"Loh loh kok kalian disalahin? Kan kalian juga berjuang tadi." Idam tentu saja tidak terima kedua abangnya disalahkan.
"Ya mana gue tau, kembar freak dasar." Ucap Arvedam lagi. Dia kemudian mengambil buku paket biologi Idam, ingin menjawab pr bersama.
"Damaru dongo emang." Celetuk Arvedam.
Setelah sesi curhat tadi 3Dam memilih melanjutkan mengerjakan PR merek. dikamar Idam tentunya.
"KOK GUE LAGI." Sejak tadi Arvedam terus mengatai Damaru, entah kenapa dua anak kembar ini terus beradu mulut.
"Macem asu lo." Jawab Damaru.
"Kalau Pedam kayak asu, lo juga kayak asu, kan kembar." Sahut Idam yang membuat Arvedam dan Damaru berpikir kemudian menganggukkan kepalanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kembaran-kembaranku yang manis dan lucu ayo makan." Kata Doyogi berteriak dari luar kamar kedua kakaknya.
Sejak pulang dari tempat lomba kedua kakanya mengurung diri di kamar. Dobbi juga menghapus ava sosial medianya, tanda sedang badmood. Sedangkan Byan terus mengirim quotes bahasa inggris di twitter pribadi miliknya, tanda sedang badmood juga. Doyogi terlalu hapal dengan kelakuan kedua kembarannya ini.
"Gak mood." Ucap Dobbi dalam kamarnya.
Tanpa permisi, Doyogi masuk ke dalam kamar Dobbi. "Gak mood kenapa sih? Kan menang lomba."
"Drakula tuh macem asu, banyak tingkah, sok tau, ngeselin."
"Emang kenapa dia?"
"Ya masa dia gak percaya jawaban gue, nyalahin gue mulu, padahal jawaban dia banyak salahnya."
Doyogi duduk dipinggir kasur Dobbi, menyimak dengan khidmat keluhan Dobbi.
"Ih tadi aku liat juga kayaknya banyakan kamu yang jawab bener daripada dia."
"Ya emang, dasar beban."
Setelah selesai pergibahan dengan Dobbi, Doyogi segera masuk ke kamar Byan diikuti oleh Dobbi, sepertinya dia juga tau penyebabnya.
"Kesel sama Damar ya?"
"yes."
"Ngeselin emang, tadi tuh argumen dia gak mantep."
"TUH KAN LO AJA ORANG AWAM AGAK DONGO TAU ARGUMEN DAMAR GAK MANTEP DIA MALAH NYALAHIN GUE." Byan berteriak penuh kesal sambil meremas gulingnya.
Lalu pergibahan itu mengalir begitu saja, kata-kata umpatan keluar dari mulut manis Dobbyan, terlalu bersemangat jika ia harus mencaci Damaru, seperti ada dendam terpendam.