EPILOG

276 37 9
                                    

Kisah dengan akhir bahagia ternyata hanya ada di buku dongeng saja. Mungkin kalian akan berpikir kisah Arvedam dan Dobbi akan berakhir bahagia, dua orang yang akhirnya menyadari perasaan masing-masing dan memilih bersama. Namun, kisah ini bukan cerita dongeng seperti itu. Arvedam dan Dobbi saling menyadari perasaan yang mereka miliki namun mereka memiliki mimpi yang berbeda.

"Aku suka kamu, tapi ada mimpi yang harus aku perjuangkan." Arvedam mengucapkan itu sambil menggenggam tangan Dobbi.

"Kalau begitu sampai jumpa nanti saat kamu dan aku sudah mendapat mimpi kita masing masing." Dobbi menjawab dengan senyuman.

Seperti sekolah dipersatukan oleh pendidikan dipisahkan oleh masa depan bukan?

~~~~~

"Hai, apa kabar?" Pertanyaan basa basi yang membuat keduanya tertawa.

Kini tak ada lagi kata pedas atau tatapan sinis dari Dobbyan untuk Damaru. Mereka sudah berdamai dengan apa yang terjadi.

"Aku rasa kita lebih baik jadi temen kayak gini." ujar Dobbyan diangguki Damaru.

Karena kehidupan bukan cerita dongeng yang akan berakhir dengan kalimat hidup bahagia bersama selamanya.

Bertemu lagi bukan berarti untuk bersama kembali. sebatas hadir tapi tidak menjadi takdir. Gak semua hal yang udah pisah bertemu kembali bakal jadi utuh.

~~~~

"Gi, makasih udah datang kehidup gue." ujar Aidam sambil memberikan bebek mainan bewarna ungu untuk Doyogi.

Doyogi mengangguk, "Makasih juga udah lahir dan bertahan."

Gak semua yang nemenin dan memahami seseorang bisa di takdirkan jadi pendampingnya.

Doyogi dan Aidam memang sama dan cocok dalam segala hal namun akhir tujuan mereka menentukan bagaimana mereka bersatu atau tidak, mereka memang dipisahkan oleh tujuan.

Gak semua orang yang saling jatuh cinta dan sama sama sadar perasaannya memilih bersama.


-----------------------

  
 

"Ihhh babinye, bisa-bisanya buat cerita sad ending buat gue sama Dobbi." Arvedam menggerutu mendapati hasil tulisan kedua bungsu itu.

Dari satu jam yang lalu memang ia sudah memantau kedua bungsu yang fokus sekali berada dibawah pohon mangga belakang rumah, ternyata dua bungsu itu punya project menulis cerita dan castnya ya abang-abangnya.

"Ngapain mereka damn?" tanya Damaru sambil membawakan chess cake untuk kedua bungsu itu, diikuti Dobbyan dibelakangnya yang membawa susu coklat.

"Bisa-bisanya mereka buat kisah kita sad ending." adu Arvedam pada Damar.

Damar sendiri hanya terkekeh. Sudah tidak heran jika dua bungsu itu yang menulis.

"Bersyukur loh mereka kasih ending, biasanya tulisan mereka mangkrak ditengah chapter, abis itu gak diterusin dilupain." ucap Damaru duduk berhadapan dengan Idam.

"Iyanya, cakpe banget gue nunggu mereka apdet gak apdet apdet." kali ini Dobbi menyahut.

Doyogi segera mengambil sepotong cheese cake yang dibawa damaru. "Ya syukur-syukur dibuatin cerita, bersyukur dong"

Idam mengangguk setuju. "Bilang apa ke Idam Doyogi?"

"Idam Doyog jeleg." Kata Pedam tak acuh, sukses membuatnya di pukul dengan sendok oleh Doyog. Sedangkan yang lain hanya tertawa.

"Idam sama Ogi bingung endingnya gimana, mau cepet-cepet ditamatin." ucap Idam lalu memakan cakenya.

"Kenapa mau cepet-cepet?" Dobbi menyahut setelah menengguk susu cokelat.

"Mau buat cerita baru lah." Kata Doyogi lalu mengajak idam untuk tos.

Arvedam Dobbi Damaru dan Dobby hanya memutar bola mata mereka, lelah sekali menghadapi dua bungsu yang random dan hyperaktif ini.



~ SELESAI ~

YEAAYY ✨✨✨

3DAM VS 3DOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang