"Can we talk again? just like how we talk before." - Damaru Kylevan.
"I hide all my pain with the word I'm fine." - Aidam Kyleyaksa.
"What if... I told you I like you? would you love me back?" - Drakyle Arvedam.
"Talk to me, I miss you." - Dobbyan R...
Dobbyan dan Dobbi memasuki rumah masih dengan diam, pikiran mereka berkelana, percakapan 3Dam memenuhi pikiran keduanya.
"Tanggal 12 April gue pergi sama abang Ajun, pake sweater warna pink dan ripped jeans, sama sepatu putih, gue pergi ke taman karena nemenin abang ketemu kliennya."
"Sweater pink." gumam Dobbyan sambil merebahkan dirinya dikasur.
Sejak Damaru membicarakan namanya, 3Do memutuskan untuk mencuri dengar apa yang akan dibicarakan 3Dam. Sebenarnya niat mereka ke rooftop hanya ingin bersantai karena bosan dengan suasana kantin, tapi karena ada pembicaraan yang sepertinya serius, mereka jadi bersembunyi.
"Waktu itu bang Ajun lagi ambis jadi anak indie, sengaja panjangin rambut meski akhirnya gak kuat juga jadi anak indie." perkataan Idam membuat Dobbyan kembali mengingat hari dimana mereka patah hati untuk pertama kalinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dobbi side.
Hari itu tepatnya hari minggu,seperti biasa ia sedang bergelung dikasur, malas sekali untuk bangun tapi ia harus pergi ke toko buku, selain untuk membeli buku ia juga ingin bertemu crushnya.
Setelah siap ia pergi menggunakan jasa ojek online, sesampainya ditujuan ia melihat sekeliling mencari sang crush yang biasanya sudah duduk tenang disalah satu kursi yang ada diteras toko buku itu. Tapi hari ini ia tidak ada, Dobbi mengambil ponsel yang ada disakunya, ingin menanyakan kabar crushnya itu, ya setidaknya mereka sudah mulai dekat kan akhir-akhir ini.
Setelah mengirimkan pesan, Dobbi masuk ketoko buku mencari buku yang ia perlukan. Tak terasa sudah satu jam ia berkeliling mencari buku, setelah melakukan pembayaran Dobbi memutuskan untuk refreshing sejenak, ia ketaman menikmati semilir angin sambil melihat orang-orang berlalu lalang.
Dobbi menyesap dengan santai Frappuccinonya sambil sesekali membalas pesan yang masuk ke ponselnya. Saat akan menaruh ponselnya ke saku tak sengaja matanya menatap sosok familiar didepan sana.
Terhalang tiga meja dari tempatnya berada, sosok familiar yang akhir-akhir ini dekat dengannya, Drakyle Arvedam sang crush yang baru saja ia balas chatnya sekarang berada ditempat yang sama dengannya bersama orang lain.
Dobbi terdiam, masih memperhatikan Arvedam dari jauh, apakah Arvedam berbohong padanya? Tapi baru saja ia membalas pesannya dengan mengirimkan foto bahwa tangannya sedang diinfus.
Dobbi mengatur nafasnya, ia ingin marah tapi tidak bisa, ia tidak punya hak untuk marah, didepan sana lelaki yang bersama Arvedam secara lembut membersihkan sisa ice cream yang menempel pada bibir Arvedam. Dobbi meremat ponselnya kuat kemudian pergi meninggalkan taman, dan mulai detik itu juga ia menjauh dari seseorang bernama Drakyle Arvedam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dobbyan side.
Hari minggu rencananya ia ingin berkencan dengan sang pacar, mereka akan bertemu di taman, sengaja langsung bertemu ditempat agar tidak menjadi bahan ledekan saudara masing-masing.
Sesampainya ditaman Dobbyan langsung duduk disalah satu ayunan yang disediakan oleh cafe yang berada ditaman itu. Mengambil ponselnya memutuskan untuk menelpon sang kekasih, helaan nafas keluar dari bibirnya.
Dobbyan melihat sekeliling, matanya tak sengaja menangkap sosok familiar yang kini sedang berjalan sambil bergandengan tangan dengan orang lain.
Damaru Kylevan, kekasihnya yang baru saja ia telpon dan minta maaf padanya karena tidak bisa datang sebab dia sedang sakit, tapi kini malah sedang bersama dengan orang lain dan terlihat sangat dekat.
Dobbyan menghirup nafas dalam, membuangnya perlahan, mencoba menenangkan dirinya. Ia akan menunggu kekasihnya itu menjelaskan apa yang telah terjadi, namun hingga malam tiba kekasihnya itu tidak menjelaskan apapun yang membuatnya semakin kesal dan berakhir memblokir semuanya, sudah cukup ia tidak ingin dibohongi.
Ting!
Notifikasi ponsel menyadarkan keduanya dari pikiran lama yang sudah terkubur. Baik Dobbyan maupun Dobbi keduanya sama-sama terkejut karena ada satu chat dari nomor yang tidak dikenal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.