"Doy, coba ini deh, gue buat sendiri loh." Giani, gadis yang menjadi primadona sekolah memberikan kotak bekal berwarna jingga pada Doyogi yang kini tengah berdiri dekat jendela kelasnya.Doyogi hanya mengangguk, menanggapi seperti biasa saat orang-orang berlomba memberinya hadiah, matanya fokus pada seseorang yang tengah duduk dibawah pohon. Kelasnya berada dilantai 2 dan terletak sedikit dipojok, jadilah ia bisa melihat ke taman belakang yang jarang sekali dikunjungi siswa.
Doyogi memutuskan untuk pergi dari kelasnya, mengabaikan fansnya yang bertanya mengapa dia pergi, tujuannya kini taman belakang. Sesampainya disana ia melihat anak itu sedang serius mencoret bukunya, selalu seperti itu dan selalu sendiri.
"Dam, sudah lama menunggu?" pertanyaan dari gadis bernama Arum menghentikan langkah kaki Doyogi, ia memutuskan untuk duduk dibalik bunga yang tinggi menyembunyikan keberadaannya.
Lelaki itu yang tak lain adalah Idam hanya menggeleng sambil terus fokus pada kertasnya, Arum tersenyum dan duduk disampingnya.
"Masa ya aku kesel banget, jadi tadi tuh..." Arum menceritakan keluh kesahnya hari ini, Doyogi dan Idam mendengarkan cerita Arum tanpa mencela. Doyogi menganggukan kepalanya, akhirnya ia mengerti kenapa Idam selalu kesini.
Setelah mengeluarkan keluh kesahnya gadis itupun pergi, tapi Idam masih bertahan disana, Doyogi memutuskan untuk mendekati Idam.
"Lo udah lama jadi tempat curhatnya?" tanya Doyogi to the point saat ia mendudukan diri disamping Idam.
Idam hanya mengangkat bahunya tanda tidak tau.
"Kok lo mau dengerin cerita dia? Lo suka dia ya?" tebak Doyogi lagi yang kini mendapatkan jawaban sebuah gelengan.
"Terus kenapa mau dengerin?" lagi-lagi Doyogi bertanya.
Idam menghela nafasnya, Doyogi berisik sekali, itu menganggu ketenangannya.
"Saya gak tau." jawab Idam lalu pergi meninggalkan Doyogi yang menatapnya heran.
"Anak itu beneran cuek dan dingin kek kulkas 2 pintu ya." gerutu Doyogi lalu iapun pergi dari taman itu.
Doyogi segera menyusul Idam kembali ke kelas. Sesampainya di kelas, dia mendapati pemandangan yang sungguh aneh.
"Mamii." Idam berteriak cukup nyaring lalu berlari dengan lucu ke arah Dobbyan.
Sejak dua hari lalu Idam selalu memanggil Dobbyan dengan sebutan mami, entah ada apa diantara keduanya, hanya saja Idam terlihat sedikit bersahabat jika bersama Dobbyan, dan Dobbyan juga terlihat lebih lembut pada Idam, tidak ada kata judes yang keluar dari mulutnya, berbeda jika ia menanggapi Damaru.
Dobbyan menyambut Idam dengan senyuman. "Mami, mau susu itu." Kata Idam dengan manja pada Byan.
Doyogi terpaku di depan pintu kelas. Aneh, gumamnya dalam hati. Dia pikir Idam sedang dalam suasana hati yang buruk. Tapi lihat, dia terlihat ceria bersama Dobbyan.
"Loh kok beda banget ya? Tadi kayak kulkas dua pintu sekarang ceria gini." Gumam Doyogi sendiri.
Doyogi dengan sejuta rasa penasarannya memberanikan diri mendekati Idam.
"Dam." Doyogi menghampiri Idam yang langsung membuat senyuman hilang dibibir Idam.
Idam hanya menatap Doyogi kemudian kembali duduk ke kursinya tanpa pamitan pada Dobbyan.
"Kok? Gue ada salah sama dia?"
"Ngomong apa gi?" Tanya Byan yang ada di dekat Doyogi, dia dapat mendengar kembarannya itu bergumam pelan.
Doyogi menggeleng. "Gaapa kok." Diikuti tawa canggung.
Doyogi berpikir apakah Idam marah karena ia mengetahui hal yang ada ditaman. Kalau iya, kenapa Idam tidak mengatakan apapun padanya, setidaknya Idam mengingatkannya untuk tidak memberitahukan pada siapapun tentang Idam dan Arum yang ada ditaman, bukan mendiamkannya seperti ini.
Ya memang sih keduanya tidak pernah terlibat dalam pembicaraan apapun, bahkan ditaman tadi pertama kalinya keduanya berbicara.Doyogi hanya menghela nafasnya, kemudian mulai menyesap susu berperisa strawberry pemberian Dobbyan.
Pelajaran hari ini selesai, semua murid meninggalkan kelasnya begitu juga dengan Idam yang jalan sendiri tanpa dua kembarannya, ya karena dua kembarannya harus berlatih untuk perlombaan lusa.
Doyogi ada dibelakangnya ia juga mau langsung pulang kerumah karena tidak ada kegiatan lagi.Doyogi melihat Idam yang menghampiri mobil hitam didepan gerbang, seorang lelaki berpakaian casual keluar dari mobil itu, memeluk Idam sebentar kemudian membawa Idam masuk mobilnya.
"Pacarnya kah?" gumam Doyogi saat melihat mobil itu pergi dari sekolahnya.
Doyogi menghela nafas, bukan urusannya Idam punya pacar atau apa, ia memutuskan untuk duduk menanti kakaknya menjemputnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
3DAM VS 3DO
Fanfiction"Can we talk again? just like how we talk before." - Damaru Kylevan. "I hide all my pain with the word I'm fine." - Aidam Kyleyaksa. "What if... I told you I like you? would you love me back?" - Drakyle Arvedam. "Talk to me, I miss you." - Dobbyan R...