"Oke, kalian bisa pilih bunga yang kalian suka untuk kita rangkai."
Setelah ucapan sang florist, Idam segera bergegas memilih bunga yang dia mau. Sedangkan Doyogi masih berdiri mematung. Dia pikir kencannya dengan Idam akan berakhir di taman kota atau taman bermain, ternyata Idam membawanya ke sebuah toko bunga di pinggiran kota. Cukup menyenangkan. Sebenarnya, selama dengan Idam dia senang.
Doyogi akhirnya tersadar dan ikut memilih bunga, dia mengambil semua bunga berwarna ungu, warna favorite Idam.
"Dam, kenapa lo rapih banget?" Doyogi bertanya, sambil menaruh bunga yang ia pilih ke meja.
"Maksudnya?"
"Ya itu, lo lakuin apa lo catet dan harus ada foto atau video, kenapa harus gitu?"
"Saya pelupa, saya juga sedikit susah mengenali wajah seseorang."
"Kalo muka gue, lo inget?"
Idam ngangguk.
"Kok bisa?"
"Kamu spesial."
Jantung Doyogi berdetak lebih cepat, ia menghela nafas menahan senyumnya. Berbeda dengan Idam yang serius memilih dan mulai merangkai bunga-bunga.
"Dah ah, mau pulang"
"Loh kenapa?"
"Kasian hati sama jantung gue kalau kelamaan sama lo." Tentu saja ini hanya diucapkan dalam hati.
Doyogi tidak menjawab, Idam pun tak bertanya lebih lanjut, mereka sibuk dengan dunia masing-masing, saling memilih dan merangkai bunga sesuai dengan yang ada diimajinasi.
"Maksudnya apa Dam?" tanya Doyogi saat ia melihat Idam memberi rangkaian bunganya.
Deja Vu, sepertinya Idam juga pernah memberinya bunga seperti ini.
"Ucapan makasih, karena nemenin saya kencan."
"Lo jangan pake saya saya gitu, gue berasa sugar baby." ucap Doyogi sambil mengambil bunga dari Idam dan menaruh pada mejanya.
Idam terkekeh lalu menatap Doyogi yang masih sibuk merangkai bunganya.
"Mau Gi?" tanya Idam membuat Doyogi menatapnya.
"Mau apa?" tanya Doyogi tak mengerti.
"Jadi babyboy saya." Jawab Idam dengan senyuman manis.
"Mata lo!" Kesal Doyogi, semburat merah menghiasi pipi gembilnya yang membuat Idam semakin semangat untuk menggodanya.
"Jadi saya ditolak nih?"
"Aidam, gue colok ya mata kaki lo!"
"Hahaha, kamu lucu saya suka."
"Lo jangan gitu." ucap Doyogi dengan mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa?"
"Gue baper ih." jawab Doyogi kini menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Idam tertawa, Doyogi menggemaskan, boleh dibawa pulang gak sih? ehh.
"Gapapa, yang penting bapernya kesaya aja." ucap Idam masih dengan senyum manisnya yang jarang sekali terlihat didepan umum.
"Aidam gue bilangin mak gue ya lo!" Ancam Doyogi yang kini semburat merah makin terlihat jelas dipipinya.
Ya gimana gak salah tingkah, Aidam yang biasanya dingin dan irit ngomong sama dia tiba-tiba jadi godain sampe buat jantungnya merasa gak aman.
"Bilang aja, kabarin kapan siap dilamar."
Tuhkan anaknya malah makin jadi-jadi.
"Aidam!"
![](https://img.wattpad.com/cover/264477465-288-k362724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
3DAM VS 3DO
Fanfiction"Can we talk again? just like how we talk before." - Damaru Kylevan. "I hide all my pain with the word I'm fine." - Aidam Kyleyaksa. "What if... I told you I like you? would you love me back?" - Drakyle Arvedam. "Talk to me, I miss you." - Dobbyan R...