12 : Salah paham (2)

11.8K 312 3
                                    

(Sintya Keishana Lingkara)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Sintya Keishana Lingkara)




🌹
•____________________•

20.15

Nit ceklek

Gadis itu terkejut melihat Galan duduk di meja makan dengan sebotol wine dihadapannya. Yang membuat Asta terkejut adalah kehadiran cowok itu. Tidak biasanya Galan ada di apartemen.

Perut Asta terasa nyeri, sepertinya maagnya kambuh karena belum memakan apapun. Reflek ia menekan perutnya yang terasa sakit dan mata Galan langsung tertuju kearah sana. Bahkan ringisan pun keluar dari bibir ranumnya yang pucat.

"Cih, ternyata bener," decih Galan dengan smirk di bibirnya.

Tubuh Asta terlalu lemas saat ini jadi ia tidak menanggapi perkataan Galan. Gadis itu berjalan ke kulkas dan mengambil sebotol air mineral. Saat berbalik Asta terkejut karena melihat Galan dibelakangnya. Kedua tangan Galan mengurung tubuh Asta di kulkas.

"Bisa minggir? Gue haus," ujarnya lemas.

Akal sehat Galan hilang begitu saja saat mencium aroma tubuh Asta yang memabukkannya. Padahal ia baru meminum satu tegukan alkohol. Biasanya ia tidak terpengaruh walaupun itu 7 botol alkohol sekalipun. Cowok itu kuat minum karena turunan dari papahnya, Galen.

Wajah Galan semakin dekat dengan wajah Asta. Gadis itu menahan nafasnya memperhatikan bulu mata lentik Galan yang menarik perhatiannya. Saat hidung keduanya menempel, Asta langsung memejamkan mata. Sedetik kemudian ia merasakan bibirnya menempel dengan sesuatu yang kenyal.

Sungguh, jantung Asta ingin lompat dari tempat rasanya. Perutnya pun terasa tergelitik geli saat bibirnya merasakan sesuatu yang basah dan kenyal menjadi satu. Ciuman pertamanya diambil oleh Galan dan gadis itu tidak berniat ingin memprotesnya.

Rasanya manis, hangat, dan aroma mint pun menguar ketika Galan menghisap bibirnya begitu dalam. Tengkuknya dipegang Galan dan tangan Asta memegang punggung tangan Galan yang memegang tengkuknya.

Ciuman Galan lumayan kasar dan cepat, Asta tidak bisa membalasnya. Gadis itu tidak mengerti bagaimana caranya. Apa yang harus ia lakukan? Tetap diam dan menikmatinya saja kah? Bahkan saat bibir Galan menggigitnya, ia hanya bisa mendesah pelan lalu membuka mulutnya.

Lidah Galan langsung menelusup kedalam, bermain dengan lidahnya yang hanya diam. Namun, seiring permainan yang Galan buat, Asta bisa membalasnya walaupun kaku.

Galan menghisap bibir atas dan bawah Asta dengan kuat. Lalu menyapu lidah gadis itu dengan lidahnya untuk beberapa saat. Keduanya sudah berciuman selama sepuluh menit. Tak lama Asta memukul dada bidang Galan berkali-kali karena kesulitan bernafas. Galan melepaskan ciuman yang dibuatnya lalu keduanya bertatapan sejenak.

"Dasar jalang murahan."

Setelah mengatakan dua kata itu, Galan pergi meninggalkan Asta sendirian di apartemen dengan perasaan kacau. Batinnya tidak terima dikatai seperti itu oleh Galan. Namun, apalah daya logika memintanya untuk menahan diri.

MY ICE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang