41 : Kebenaran

15.5K 467 148
                                    

Promosi cerita baru dulu ges hehehe😜Jangan lupa mampur terus vote dan komen yaw😙••••____________________•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Promosi cerita baru dulu ges hehehe😜
Jangan lupa mampur terus vote dan komen yaw😙



•____________________•

22.35

"Lo tau Adelaide?" Tanya Galan sembari menggenggam tangan Asta dan menyandarkan kepalanya di pundak Asta.

Keduanya masih di kamar Galan, dirumah besar milik Galen. Galan sudah berencana untuk pulang setelah cairan infusnya habis dan kondisinya membaik. Namun, Syaina memohon untuk menginap sampai perayaan ulang tahun Golden dilaksanakan. Karena Asta juga meminta pada Galan untuk tidak menolak permintaan Syaina, jadi mau tak mau Galan menurutinya.

"Tau, gue baru tau dari bunda kemarin," jawab Asta.

"Kira-kira mereka ada berapa banyak ya?" Tanya Galan yang dibalas gelengan oleh Asta.

"Gue gak tau, mungkin banyak dan gak kenal belas kasih," jawab Asta.

"Gue benci mereka," Galan memejamkan matanya, pundak Asta begitu nyaman. "Gue berfirasat, dimasa depan nanti, gue pasti berhadapan dengan mereka,"

"Gue gak tahu harus membenci Adelaide atau enggak, kebenarannya belum pasti kalau Adelaide yang bunuh kak Arsi dan kak Galin," jelas Asta sembari menyisir rambut Galan dengan tangannya. "Gue yakin lo pasti bisa ngehadapin mereka seandainya memang nanti lo harus berhadapan sama mereka," ujar Asta menyemangati.

"Hm..., mungkin."

"Jangan terlalu mikirin Adelaide, Galan,"

"Selama lima tahun ini gue gak bisa berhenti mikirin Adelaide." ujar Galan dengan bisikan kecil.

"Seandainya waktu itu gue nemuin sedikit petunjuk dari kejadian penembakan itu," gumam Asta merasa bersalah lagi pada dirinya. "Sayangnya enggak, dan bukannya ini udah malem? Lo harus istira..."

Asta menolehkan kepalanya dan melihat Galan sudah tertidur pulas di pundaknya. Cewek itu mengusap pipi Galan pelan dan lembut. Lalu Asta menidurkan Galan pelan-pelan tanpa membuatnya terbangun.

"Good night and sleep tight, my ice husband." Bisik Asta lalu mengecup pipi Galan.

🎡

Dua hari setelah Galan pingsan.

Golden dan Gendis sampai dikediaman Galen setelah penerbangan dari Kalimantan Timur. Bersama Gracia dan Steven selaku orang tua dari Gaxel dan Gena.

"Wah ini istri Galan ya? Waktu itu tante belum sempet ngobrol sama kamu," celoteh Gracia dengan ramah.

Asta menyalimi tangan tersebut dengan senyum canggung. "Iya tante, kita bisa berbincang banyak disini," ujar Asta yang dibalas kekehan Gracia dan Syaina.

"Dia jago masak dessert loh kak Grace," ujar Syaina.

"Oh ya? Ayo kita masak yuk," ajak Gracia dengan heboh.

MY ICE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang