47 : Licik

11.2K 318 66
                                    

Saat itu, yang terlintas di pikiran gue cuma lo
-Galan Raiden Askala



•____________________•

Lima hari sebelum penyerangan

"Arsiya?" Panggilan tersebut membuat wanita bertudung itu menghentikkan langkahnya.

Wanita bertudung itu menurunkan tudungnya dan berbalik. "Kenapa tante?" Tanyanya dengan ramah.

"Maaf tante baru sempat menemui kamu," ujar si pemanggil dengan nada cemas sembari menyembunyikan tangannya dibelakang. "Kamu tau bagaimana keadaan Seyra? Wujudnya seperti apa? Apakah dia mirip tante?" Tanya orang itu dengan senyum antusiasnya.

Arsiya mendatarkan wajahnya mendengar pertanyaan yang dikeluarkan wanita itu. "Entahlah, bahkan aku sendiri udah terkurung di neraka ini selama lima tahun. Namannya Asta, bukan Seyra, aku yakin dia gak akan sudi dengan nama yang menurut tante bagus itu. Asta juga bakalan benci tante kalau tahu semuanya. Dah aku pergi dulu, masih banyak hal yang harus aku urus." Setelah mengatakannya dengan kejam Arsiya meninggalkan wanita itu.

Entahlah, sisi ramah yang ia tunjukkan di awal membuatnya merasa muak. Jadi, biarkan wanita itu sadar akan kebodohannya setelah mendengar ucapan sarkasnya.

Di belokan ia bertemu dengan mantan kekasihnya. Dia Galin. Oh salah nama aslinya adalah Yeremi. Muncul satu lagi orang yang Arsiya benci dan ingin ia hilangkan dari muka bumi.

"Besok gue ke Indonesia," ujar Yeremi membuat langkah Arsiya terhenti.

Dengan cepat ia membalikkan tubuh. "Jangan berani-berani lo sentuh adik gue!" Seru Arsiya dengan tegas dan marah.

Yeremi tersenyum miring. "Lo kan tau sendiri gue cuma nyentuh lo doang," balas Yeremi dengan santai.

Arsiya mengepalkan tangannya, ingin sekali menampar pria dihadapannya tapi tidak bisa. Tubuhnya tiba-tiba kaku dan tidak bisa digerakkan.

"Tenang sayang, gue kesana karena mau bunuh adik tersayang gue dan bawa adik tersayang lo itu kembali. Sesuai komando dari Bavreda," bisikan dari Yeremi membuat bulu kuduk Arsiya meremang. "Gue tunggu lo nanti malem dikamar. Dah." Setelahnya Yeremi pergi meninggalkan Arsiya di lorong gelap itu sendirian.

Pemikiran Arsiya penuh saat itu juga, ia mengepalkan tangannya. Tentunya ia tidak akan setuju kalau sampai Asta di bawa kesini. Namun, apa boleh buat? Wanita itu tidak bisa melakukan apapun.

Setelah menyusun rencana selama tiga jam di mobil milik Galan. Mereka langsung menjalankan strategi. Dirga bertugas dengan Gisel di mobil mengawasi pergerakan di sekitar markas Sean sejak dua jam yang lalu.

Rencana mereka untuk ikut semua benar-benar dirubah total. Assaf, Galan, Edgar, dan Rabian memasuki markas srasa. Anetta, Qila, dan Dania berjaga di markas vansee bersama para mad dog Mencegah Gaxel untuk tidak ke srasa karena permintaan Sergio satu jam lalu untuk tidak membawa komplotan. Vanissa dan Venessa tidak bisa ikut karena ada urusan keluarga.

"Kita dijebak ini anjing," gumam Rabian sembari merapatkan jaketnya karena udara malam terasa begitu mencekam malam itu.

"Beneran gak mau minta bantuan siapa-siapa? Buat jaga-jaga aja dari kejauhan," ujar Assaf kepada Galan.

MY ICE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang