1 : Awal

25K 535 7
                                    

Ini awal pertemuan dan perbincangan antara aku dan kamu. Secanggung dan sedingin itu. Sampai kita tidak saling menatap satu sama lain.
🌹



🐾
•____________________•

Jumat, 23 Juni

"Kamu ikut kedalam gak?" Tanya wanita paruh baya itu kepada sang anak di bangku penumpang sampingnya.

Kepala si gadis menggeleng pelan. "Aku mau lihat rangking, mamah tau kan dimana kelas aku?" Tanyanya.

"Dilantai tiga atau empat?" Tanya wanita itu sembari menoleh dan mengambil tasnya dijok belakang.

"Tiga, lantai empat kan tempatnya anak kelas sepuluh mah," jelasnya sembari membuka ponselnya berchat ria dengan kedua sobatnya.

"Waduh lantai tiga, capek doang ya," keluh sang mamah.

Gadis itu tersenyum menyemangati. "Semangat mamahku sayang, habis ambil raport minum di mobil tadi Asta bawa air putih. Mamah lagi gak puasa juga kan?" Tanya gadis itu.

"Iya,"

Memang saat pengambilan rapot kala itu, bulan ramadhan sedang berlangsung sudah terhitung dua minggu lebih.

"Mamah minta deh airnya, haus,"

Gadis itu langsung menyodorkan minuman di dashboard dengan siaga kepada sang mamah.

"Yaudah, kamu disini aja berarti?"

"Heem, sekalian nanti lihat rangking pararel bentar,"

Setelah mamahnya keluar dari mobil, gadis itu menyandarkan kepala dijendela.

Ting

Awralia Dienette : Masih rame say

Itu chat dari sahabatnya, gadis itu sempat bertanya apakah papan pengumuman rangking sudah sepi atau belum. Lalu helaan nafas keluar dari mulutnya saat membaca pesan tersebut.

Matanya terpejam rapat, tak lama terbuka dan kepalanya menoleh ke tempat parkir disebelahnya. Tadinya kosong, kini sudah terisi oleh mobil sport mewah bermerk lykan hypersport berwarna hitam milik seseorang yang sangat ia kenal.

Jangan tanyakan darimana gadis itu tau merk mobil tersebut, seisi sekolah juga pasti tau karena suka menggosipinya. Apalagi pemilik mobil itu, yang katanya kelewat tampan nan kaya.

Kaca mobil sport tersebut kalau dilihat sangat gelap. Sampai gadis itu tidak bisa melihat orang didalamnya. Namun, tak lama seorang wanita cantik keluar. Gadis itu yakin wanita itu seumuran dengan mamahnya atau dibawah mamahnya. Tapi, sungguh wanita itu kelewat cantik.

Kulitnya bersinar cerah nan lembut. Gadis itu yakin perawatan yang dijalani pasti tidak main-main. Apalagi rambutnya yang kelewat badai berwarna coklat itu. Kalau tidak cepat sadar mungkin gadis itu sudah meneteskan liurnya.

Benar kata kedua sahabatnya, mamah dari cowok yang paling terkenal seantero sekolahnya itu cantik sekali. Bak bidadari sungguhan. Wanita itu sudah tidak ada diparkiran, sudah berbelok tadi.

Gadis itu menunggu kapan anaknya itu akan keluar, tapi sepertinya tak kunjung keluar juga. Terlihat dari sepuluh menit sudah berlalu. Bahkan kini sepuluh menit lagi sudah berlalu.

MY ICE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang