20 : Bobby

21K 457 31
                                    

Jangan berubah ya.
Gue seneng dengan lo yang ini.



🐾
•____________________•

Jumat, 14 September

Malam itu adalah malam sabtu. Asta keluar apartemen untuk membeli makanan karena kelaparan ditengah malam. Tubuh mungilnya terbalut hoodie satu-satunya yang ia punya, berwarna hitam, oversize dan hadiah dari Bryan saat ulang tahunnya bulan kemarin.

Gadis itu berjalan kaki untuk mendapatkan nasi goreng. Hanya sekitar beberapa meter saja dari apartemen Galan. Dipeluk tubuhnya dengan erat karena udara malam ini terasa dingin sekali.

Tiba di penjual nasi goreng ia langsung memesan makanannya dua bungkus karena saking kelaparannya. Sudah dua kali Asta beli nasi goreng di akang Tono itu. Orangnya ramah dan pandai membuat pembelinya merasa nyaman. Mungkin karena sebelumnya ia memang banyak berbincang pada akang Tono itu.

"Di apartemen depan situ kang," jawab Asta saat kang Tono bertanya dimana ia tinggal. "Waktu itu sudah saya jawab loh, akang lupa ya," ujar Asta sembari terkekeh.

"Iya atuh saya lupa, maaf ya," Asta hanya terkekeh geli saja. "Yang saya ingat sekali tuh ada den Galan yang tinggal di apartemen situ juga. Neng Asta SMA kan? Biasanya anak SMA semua pada kenal dia,"

"Iya saya kenal," balas Asta sembari tersenyum tipis.

"Iya, den Galan cakep loh neng. Tampan mereun orangnya, saya gak pernah melihat lelaki setampan dia selama saya hidup. Hahh..., kasep pisan den Galan mah ya gusti,"

Asta menanggapi dengan senyum tipis karena ucapan akang Tono, beberapa pengunjung juga tertawa karena sikap ramah dan ceplas-ceplos beliau.

"Kang Tono gak naksir Galan kan?" Tanya Asta dengan mata menyipit.

Hal itu mendapat tawa lebar dari tiga bapak-bapak, dua orang cewek, empat orang cowok, dan tiga orang ibu-ibu.

"Si akang ternyata homo," ujar salah satu cewek yang sepertinya sudah langganan.

"Pantesan akang Tono gak pernah menikah," ujar Ibu-ibu,

"Heh enak saja. Gini-gini saya masih suka mpok Rosyidah,"

"Apa lagi si Tono bawa-bawa saya?" Tanya mpok Rosyidah si penjual Sate yang tendanya berada disebelah kang Tono.

Begitulah canda tawa malam hari yang menghiasi hidup Asta dari dua orang pedagang yang terlampau ramah itu. Cewek itu menenteng plastik nasi gorengnya. Bahkan mulutnya bersenandung kecil. Sebelum ia mendengar suara dari kejauhan.

Bug bug bug

"Keparat bangsat bangun lo!"

"Cih, lihat guys! Dia gak berdaya gini padahal tadi aja songong banget!"

"Hahahaha..."

Asta bersembunyi dibalik tembok yang menghubungkan gang kecil sempit nan gelap itu.

"Dimana apartemen Galan anjing?!"

Bug bug

Mata Asta melotot lalu kepalanya mengintip gang tersebut. Disana seorang lelaki terkapar dikeliling empat orang.

MY ICE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang