meeting the rival

1.8K 140 7
                                    

Semenjak perut Nyuwi membesar, Te tidak ingin meninggalkan suaminya sendirian.dikamar sekalipun ia tak ingin Nyuwi sendirian.Itu mengapa sejak kemarin, yang biasanya ia bekerja di ruang kerja sekarang semua berkas dan laptop pindah dikamar.

Te tengah termenung menghadap layar besar didepan.software yang sedari tadi ia buka belum juga membentuk sebuah desain.otaknya menjadi tumpul setiap kali melihat Nyuwi bergerak diatas kasur.Lelaki berbadan dua tersebut pasti tidak setuju jika Te harus dinas ke Surabaya.bahkan menginap untuk waktu yang cukup lama.

Kedua tangan Te mengacak-acak rambut hitam.kemudian berakhir memijat kening sambil memejamkan mata.

"Uhh...."

Mendengar rintihan, Te segera berjalan ke kasur.Nyuwi bergerak perlahan sambil memegang bagian perut.meskipun agak gelap, Te bisa melihat suaminya sedang menahan sakit.

"kenapa?"

"Perutku sakit"

"mau lahiran?"

Hadeh.Apa Te tidak bisa menghitung.Nyuwi menggeleng.

"Kram"

"Sini aku elusin"

Te ikut berbaring disamping.menjadikan lengannya sebagai bantal untuk kepala Nyuwi.tangan yang satu lagi mulai mengelus perut besar suaminya.

"jam berapa sekarang?"

"Setengah tiga"

"belum tidur?—aduuh"

Nyuwi meringis ketika elusan Te mulai mengenai bagian yang terasa sakit.

"sakitnya disini?"

"Iya, agak bawah dikit"

Tangan Te sedikit turun mendekati pangkal paha.

"Aku baru mau tidur"

"Kerjaan lagi banyak?"

"Heem"

Dehaman Te sangat lembut ditengah malam yang sunyi.saking sunyinya, Nyuwi bisa mendengar deru nafas mereka berdua.sambil melihat wajah Te yang kelihatan sangat lelah.kedua mata dibawa terpejam, namun tangannya tidak berhenti mengelus.

"Tee...maaf kalo sering marah-marah, apalagi soal Sisca"

"Padahal kamu lagi banyak kerjaan. harusnya aku ngerti, kamu perlu Sisca buat kerja"

Te tidak bersuara.

"Sama kayak kamu, Gigie juga butuh aku buat kerja"

Kali ini Te baru membuka mata.tatapannya lansung tertuju pada kedua mata indah milik Nyuwi.

"Aku sama Gi gak ada apa-apa.jadi kamu gak perlu cemburu"

"Maksudnya?kayak tadi?"

"Iya.kalo tadi aku dipecat gimana?"

"Bagus.si perempuan gatel itu gak bakal ketemu kamu lagi"

Nyuwi berdecak.Sebelum berbicara, ia mengambil nafas panjang.

"Gigie itu udah kayak kakak aku.kamu tau gak, abis kamu balik kantor, Gi nanyain semua tentang dedek.bahkan daftarin aku buat yoga"

"Yoga?"

Nyuwi mengangguk.Te pernah mendengar tentang yoga prenatal sebelumnya.tapi tidak benar-benar mengerti apa saja yang dilakukan.

"Kapan?"

it's a boy | TayNew (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang