8. Resign?

46 28 13
                                    

Hari ini keadaan resto sepi. Tidak seramai biasanya. Karena resto membatasi pengunjung karena akan digunakan untuk rapat pukul 10.00 WIB.

Sedari tadi, Abi berdiri di depan terlihat sedang menanti seseorang. Terlihat dari raut wajahnya begitu cemas.

"Mas Abi, sudah ditunggu Pak Faizal," ujar Disya salah satu karyawan di resto tersebut.

"Ehh, iya." Abi melangkah pergi dari pintu masuk tersebut dengan berat hati.

Benar yang dikatakan Disya ternyata Abi sudah ditunggu oleh Pak Faizal, beberapa tamu undangannya  dan karyawan yang sudah siap untuk memulai rapat.

"Baik, karena semua sudah berkumpul, semuanya bisa langsung duduk di tempat yang disediakan dan rapat akan segera saya mulai."

Abi berjalan menuju tempat duduknya sambil mencari seseorang. Raut wajah cemasnya tak kunjung pudar karena menantikan kehadiran Nara yang tak kunjung datang.

"Nyariin siapa, Mas?" Tanya Disya yang duduk disampin Abi.

"Ehh, nggak nyariin siapa-siapa, Dis."

Beberapa saat kemudiaan, Pak Faizal memulai rapat tanpa mengabsen satu persatu karyawan yang hadir hari ini. Rapat dimulai pukul 10.30 dan selesai pukul 14.00 WIB.

Saat rapat selesai terlihat beberapa karyawan menghela napas panjang dan mengucap syukur.

Alasan mengapa rapat bisa selama itu dan melibatkan semua karyawan karena ternyata Resto milik pak faizal sudah dijual dan teLah dibeli oleh sahabatnya bernama Pak Galuh. Bahkan nama resto pun berganti dari 'Cahaya Lentera Restaurant' menjadi 'Alicia Restaurant' Jadi bisa dikatakan ini juga sebagai penyambutan dan pengenalan terhadap pemipin baru resto.

Benar, Pak Galuh disini yang tak lain dan tak bukan adalah kekasih Alice. Om-om yang dari awal sudah meresahkan bagi Nara. Pak Galuh menjelaskan beberapa alasan mengapa ia menjual restonya tersebut. Dikarenakan ia memang butuh dana untuk pengobatan istrinya yang terkena penyakit kanker. Dan ia juga harus membayar uang kuliah 3 anaknya yang bersekolah di luar negeri.

Dari pada menyentuh ambang kehancuran, ia memilih untuk jalur aman dengan menjual resto tersebut. Untungnya, Pak Faizal masih memiliki bisnis yang lain yaitu brand minuman khas anak muda.

Para karyawan sedikit sedih mendengar berita tersebut awalnya, karena ini terkesan sangat mendadak. Pak Faizal adalah atasan paling ramah dan baik bagi bawahannya. Untuk itulah ia sangat dicintai pegawainya. Bahkan beberapa karyawan meneteskan air mata saat Pak Faizal memberikan pesan-pesan pada karyawannya.

Begitupun dengan Abi. Ia sangat shock akan keputusan yang dibuat oleh Pak Faizal. Karena ia sudah menganggap Pak Faizal adalah ayahnya sendiri. Ia begitu disegani dan patut dijadikan telatan. Ia tak sungkan memberikan bonus pada karyawannya yang bekerja dengan keras.

Yang Abi cemaskan adalah, bagaimana jika atasannya kini sikapnya bertolak belakang dengan Pak Faizal. Atau mungkin ia tidak menyukai Abi. Atau yang lebih parahnya ia memilih orang lain untuk dijadikan tangan kanannya.

Terlihat dari raut wajahnya, Pak Galuh memang pendiam. Gaya perpakaiannya yang modis membuat usianya yang beranjak kepapa empat tak terlihat.

Dalam hati Abi ia berdo'a, semoga ia dan Pak Galuh bisa bekerja sama dengan baik di kemudian hari tanpa kendala apapun.

"Pak Galuh, ini Abi. Orang kepercayaan saya disini. Meskipun masih muda, jiwa kepemimpinannya sangat kuat, semoga kalian bisa bekerjasama dengan baik."

Abi dan Pak Galuh saling melempar senyum ramah dalam berjabat tangan.

"Salam kenal, Abi."

"Salam kenal, Pak Galuh."

"Kalau begitu, saya permisi ya. Masih banyak urusan yang harus saya selesaikan," ujar Pak Faizal kepada semua karyawan yang terdapat pada ruangan tersebut.

"Baik, hati-hati pak."

Beberpa akaryawan mengantar Pak Faizal menuju parkiran, sebagai tanda hormat.

"Abi, boleh temani saya untuk berkeliling di resto ini?" Tanyab Pak Galuh kepada Abi yang masih memperhatikan kepergian Pak Galuh.

"Boleh, Pak. Dengan senang hati." Abi tersenyum ramah.

Abi dan Pak Galuh berjalan mulai dari lantai bawah yang biasanya paling ramai hingga lantai dua yang kebanyakan diisi oleh pasangan kekasih. Hingga dapur, gudang penyimpanan makanan dan beberapa ruang administrasi yang berada di ujung ruangan.

"Kerja disini gimana, Bi, enak?" Tanya Pak Galuh untuk memulai perckapan

"Alhamdulillah, nikmatin aja om. Hehe," jawab Abi.

"Bagus, kalo kerja memang harus gitu. Karena dimana-mana yang namanya kerja pasti ada enaknya ada nggak enaknya."

"Iya pak, hehe."

"Disini ada karyawan yang susah diatur nggak, Bi? Sering telat atau nggak disiplin?"

"Nggak ada sih, Pak. Semua karyawan disini tunduk dengan aturan yang berlaku dan sangat disiplin. Baik dalam dispilin waktu, disiplin pekerjaan dan disiplin berpakaian."

"Baguslah, kalau begitu."

Mereka berjalan menuju bagian luar resto. Sesekali bertemu dengan pegawai, Pak Galuh dengan ramahnya menanggapi senyuman yang dilontarkan oleh pegawai disini.

"Kamu kenal Nara?"

Pertanyaan Pak Galuh membuat Abi dan oak galuh berhenti dan saling bertatap muka.

"Bapak kenal, Nara?"

Bukannya menjwab, Abi justru kembali bertanya pada Pak Galuh.

"Iya, saya kenal. Kenapa, kok seperti orang bingung gitu?"

"Ehh, nggak gitu pak. Cuma bingung aja. Kok bapak bisa kenal sama Nara?"

Pak Galuh menanggapi omongan Abi dengan tawa ringan. "Nara itu teman pacar saya. Yang memasukkan dia untuk bekerja di tempat ini juga saya."

"Oh begitu, pak. Saya kira kenal dimana hehe."

"Dia bekerja dengan baik disini?"

"Ya, cukup baik pak. Walaupun awalnya sedikit kesulitan karena yang saya tau dia nggak punya pengalaman kerja."

"Iya benar, dia memang nggak punya pengalaman kerja sama sekali. Dia pun baru lulus SMA tahun kemarin. Untungnya, Faizal waktu itu mau menerima karyawan baru dengan dalih tapi gajinya kecil. Saya sih iya in aja."

Abi hanya manggut-manggut menanggapi omongan Pak Galuh.

"Awalnya saya nggak yakin dia bisa bekerja dengan baik, tapi denger cerita kamu, anggapan saya ternyata salah. Kenapa dia hari ini nggak keliatan ya? Kemana dia?"

"Saya juga kurang paham dia kemana pak, dari semalam saya hubungi tapi belum ada balasan," ujar Abi dengan berbohong kepada Pak Galuh.

"Coba kamu hubungi terus, ya. Saya yang bertanggung jawab atas dia disini. Jadi jangan sampai dia tidak ada kabar." Setelah mengatakan hal tersebut, Pak Galuh langsung meninggalkan Abi yang masih terdiam di tempatnya.

Gimana caranya gue hubungin dia, kalo nomor gue aja di blokir sama dia.

Atau jangan-jangan Nara akan resign dari resto karena sudah tidak tahan menghadapi kenyataan?

-------------------

Jawa Tengah, 25 Mei 2021

Tentang Nara [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang