Selama jam kerjanya berlangsung, Nara hanya melakukan tugasnya dengan baik tanpa banyak omong. Hingga sampai di jam istirahat, Nara hanya diam memainkan handphone nya walaupun hanya sekedar bolak-balik menu.
Tadi pagi, Nara tak sempat sarapan karena terburu-buru. Hingga jam makan siang tiba, Nara malas untuk makan. Padahal energinya sudah habis dan butuh asupan makanan.
"Nara, dicariin."
Mendengar namanya disebut, Nara langsung mentap ke arah depan, ternyata perempuan berhijab yang biasa Nara ikuti cara kerjanya.
"Dicariin siapa?" Tanya Nara dengan sinis.
"Nggak tau, katanya penting," jawabnya dengan raut wajah tak suka.
"Dimana?"
"Depan kasir."
Seperti biasa, Nara adalah manusia paling tidak sopan. Sudah diberi informasi, bukannya mengucapkan terima kasih, justru lagsung pergi begitu saja.
Sesampainya di depan kasir, Nara celingak celinguk seperti orang bingung. Tanpa berniat bertanya pada kasir yang bertugas disana, Nara melangkah kaki kesana kemari mencari orang yang dimaksud pegawai tadi.
Dalam hati, Nara menyumpahi pegawai tadi dan memaki-makinya. Bisa-bisanya dia menipu Nara. Belum tau dia, siapa Nara.
Saat Nara berbalik badan, menampakkan seorang perempuan dengan balutan blouse dan celana jeans tengah tersenyum lebar dan merentangkan kedua tangannya bertanda meminta untuk dipeluk.
"Ngapain lo disini bego?!" Tanya Nara dengan suara yang meninggi.
"Gitu banget sih lo, gue kesini kan mau kasih surprice ke lo, malah lonya nyebelin." Alice menurunkn tangannya dan menampakkan wajah cemberut.
"Mau apa lo? Cepet, ngomong. Males gue basa basi," ketus Nara.
"Gue mau kasih ini." Alice menunjukan paperbag besar yang berada di tangannnya.
"Apa tuh?!"
"Pizza. Kan lo dari kemaren ngidam Pizza."
Degan serakah, Nara langsung megambil paperbag itu dengan kasar tanpa mengucapkan terima kasih dan berjalan melewati Alice begitu saja.
Nara duduk kembali ditempat semula dan langsung membuka paperbag itu. Dengan santainya, Alice duduk disamping Nara dan memperhatikan Nara makan begitu lahap.
Nara menghabiskan Pizza itu tanpa mengucapkan sepatah dua patah. Dengan Alice yang terus menatapnya dengan senyum yang begitu mengembang.
Setelah Nara melahap suapan terakhir pizza, ia meminum air putih di botol tupperware yang tersedia dalam papperbag tersebut.
Tiba-tiba, Alice langung memeluk Nara dengan erat. Nara yang merasa risih, langsung meminta Alice untuk melepaskan pelukan tersebut.
"Lepasin, nggak!" Seru Nara.
"NGGAK!"
"Mau lo apa sih sebenernya?!"
Alice tidak menjawab ucapan Nara, ia justru semakin mengencangkan pelukannya dan menyandarkan kepalanya pada bahu Nara.
"Maaf, ya Nar." Alice semakin mengeratkan pelukannya pada Nara. Dan Nara justru memalingkan wajahnya. Ia tak mau menatap Alice.
"Nar, gue minta maaf," ujar Alice dengan nada yang sendu.
"Udahlah lepas, gue mau lanjut kerja. Nanti gue tambah dimusuhin sama yang lain." Nara semakin berontak dalam pelukan Alice.
"Nggak akan gue lepas, sebelum lo mau maafin gue." Beginilah jadinya jika sesama keras kepala. Tidak da yang mau mengalah.
"LEPAS NGGAK?!" Seru Nara yang emosiny sudah meledak.
"NGGAK, NAR. GUE NGGAK MAU LEPAS!" Alice justru menanggapi ucapan Nara dengan teriakan juga yang membuat pegawai lain yang tengah beristirahat memperhatikan mereka.
Nara justru meneteskan air matanya.
"Lis, gue mohon. Lepas!" Nara menatap Nara dengan mata sendunya.
Dengan berat hati, Alice pun melepaskan pelukan pada Nara.
Nara langsung meninggalkan Alice begitu saja. Alice menangis begitu kencang melihat perlakuan Nara padanya. Ia menenggelamkan kepalanya di meja.
Mendengar kegaduhan di tengah tangisnya, Alice langsung menegakan kepalanya. Dan ternyata, benar. Banyak pegawai resto yang berkerumun menonton tangis Alice. Mereka menampakkan wajah bingung karena tangis Alice. Tak sedikit juga dari mereka yang menampakkan raut wajah iba. Dan perlu digaris bawahi, Alice sangat benci dikasihani.
Dengan emosi yang menggebu, ia bangkit dari duduknya dan menerobos kerumunan tersebut.
"MINGGIR LO SEMUA, DAJJAL!" Seru Alice sambil berlalu pergi.
Kepergian Alice mendapat sedikit cibiran dari pegawai yang ada ditempat.
Setelah semua kondisi tenang, dan jam istirahat berakhir, Nara tetap profesional menjalani pekerjaannya. Meskipun dengan mata yang sembab ia terpksa harus tersenyum ramah kepada pengunjung resto. Banyak pegawai yang memperhatikan Nara secara diam-diam dan ada juga yang secara terang-terangan.
Hingga jam kerjanya berakhir, Nara bernafas lega. Ia segera mengambil tas miliknya dan langsung bergegas pulang. Saat Nara sedang menunggu pesenan ojek online, tiba-tiba dihadapannya berhenti motor scoopy.
"Naik," ujarnya tanpa basa basi.
Melihat siapa orang tersebut. Nara hanya diam, malas menanggapinya.
"Buruan!" Serunya.
"Apaan sih lo, nggak jelas banget," ujar Nara dengan ketus.
"Gue baik padahal nawarin untuk nganter lo pulang, tapi lo nya kek gitu." Lelaki tersebut justru memarahu Nara bak anak kecil yang melakukan kesalahan.
Dan Nara tak memperdulikan omongan lelaki tersebut.
"Gue Abi," ujarnya seraya mengulurkan tangannya pada Nara.
Hal itu membuat Nara mengangkat alisnya.
"Terus?"
"Gue ngajak lo kenalan bego." Lelaki tersebut melayangkan tangannya berusaha tidak emosi menanggapi Nara.
"Oh."
"Terus nama lo siapa?" Tanya Abi dengan wajah sok ramah.
"Tanpa gue ngomong, gue yakin lo pasti udah tau nama gue. Jangan pura-pura bego deh lo!"
"Nara kan?"
"Iya," serunya.
"Nama lengkapnya Nara siapa?" Ujarnya dengan nada yang dibuat sok asik.
"Narapidana?" Lanjutnya.
"Haha, lucu." Nara tertawa garing untuk meledek lelaki beralis tebal yang ternyata bernama Abi.
Akhirnya tanpa pikir panjang dan tanpa rasa malu, Nara langsung naik ke motor Abi. Dengan paksa ia mengambil helm yang ada di tangan Abi sebelah kiri.
"Cepetan jalan."
"Pasti nggak dapet ojol ya, haha."
"BURUAN!"
"Buruan kemana?! Gue aja nggak ngerti tujuannya mau kemana!"
---------------
Jawa Tengah, 18 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nara [ SELESAI ]
Chick-LitIni tentang Nara. Seorang perempuan kuat dan tangguh dalam menjalani kehidupan. Yang tak gentar hanya karena komentar seseorang. Karena dirinya tumbuh bersama dengan cacian yang setiap hari menjadi asupan. Berharap semuanya sirna dengan berlalunya k...