Setelah merengek kepada Abi bak anak kecil yang meminta mainan kepada orang tuanya, Akhirnya Abi mengiyakan Nara untuk ikut pergi. Walaupun tujuan pergi yang dimaksud Abi tak diketahui Nara, ia tak memperdulikannya.
Setelah mandi dan bersiap-siap, Nara menunggu Abi yang masih sibuk di dapur. Hari ini, Nara menggunakan kaos berwarna pink dan celana kulot hitam panjang milik kakak Abi.
"Lama banget sih, Bi," ujar Nara saat melihat kehadiran Abi dengan berbagai macam goodie bag di tangannya.
"Ngapain juga lo bawa begituan? Buat apaan sih?" Seru Nara yang curiga akan barang bawaan Abi.
"Nggak usah banyak omong lo, nih bantuin." Abi menyerahkan satu goodie bag bersarna kuning kepada Nara. Dengan sangat terpaksa Nara pun menerimanya.
Abi berjalan mendahului Nara menuju ke luar rumah. Saat Abi sedang menyalakan motor scopynya, Nara sibuk memperhatikan Abi.
"Ini rumah lo nggak di kunci?" Tanya Nara yang penasaran.
"Nggak usahlah, nggak ada barang berharga juga, malingnya nggak doyan masuk ke rumah gue," jawabnya dengan santai.
"Okey, terserah lo."
"Lo yakin mau pake baju kaya gitu?" Tanya Abi yang memperhatikan penampilan Nara.
"Emang kenapa? Ada yang salah? Kan lucu kaosnya warna pink." Nara memperhatikan penampilan dirinya sendiri.
"Jiji bangsat, mirip babi," ujar Abi dengan kasarnya.
"Sialan, lo." Nara duduk di jok belakang motor Abi dan langsung memeluknya dari belakang dengan erat.
"Ngapain sih, lo?" Tanya Abi yang heran akan tingkah Nara yang terlihat begitu manja.
"Dingin, Bi. Kalo gue masuk angin gimana?" Tanyanya dengan nada yang sangat menjijikan.
"Bodo amat."
"Jahat banget sih, lo."
"Sana gih ambil jaket gue di kamar, terus lo pake. Jadi nggak perlu lo peluk-peluk gue kaya gini." Abi menggerak-gerakkan bahunya berharap Nara melepas pelukannya.
"Bilang aja lo seneng." Nara turun dari motor dan langsung masuk kerumah Abi dan mencari jaket yang dimaksud.
"Yuk, let's go."
Barang bawaan yang tadi kini diletakkan di depan. Karena sudah dipastikan jika Abi meminta tolong kepada Nara untuk memegangnya pasti ia tidak akan mau.
Langit yang masih sedikit gelap, dan beberapa suara kodok yang mengiringi jalanan membuat Nara menikmati kedaan hari ini. Terlebih udara yang sejuk di pagi hari.
"Kok gue kaya pernah lewat jalanan ini, ya." Ujar Nara yang merasa tak asing dengan jalanan yang mereka lewati.
"Iya, kan disini tempat lo sekarat."
Nara mencubit pinggang Abi dengan kecil yang membuat Abi cengengesan.
Katanya, kalo laki-laki dicubit atau dipukul sama perempuan 1% sakit 99% seneng, bener?
Dasar.
"Dah sampe, cepet turun." Nara menuruti perintah Abi. Ia celingak celinguk tak jelas melihat keadaan disekelilingnya.
"Tempat apaan nih?" Tanya Nara sambil melepas helmnya.
"Nggak usah banyak tanya, nih bantuin bawa." Nara menerima goodie bag yang diserahkan oleh Abi.
Nara berjalan membuntuti Abu dari belakang. Saat masuk, tercium aroma obat-obatan yang sangat Nara tidak sukai.
"Kayanya ini rumah sakit," ujar Nara dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nara [ SELESAI ]
ChickLitIni tentang Nara. Seorang perempuan kuat dan tangguh dalam menjalani kehidupan. Yang tak gentar hanya karena komentar seseorang. Karena dirinya tumbuh bersama dengan cacian yang setiap hari menjadi asupan. Berharap semuanya sirna dengan berlalunya k...