18. Cemburu

38 20 28
                                    

"Nar, nanti sore lo ikut gue ke Bogor, ya. Bantu-bantu urus Resto disana sama ada rapat penting yang harus ngelibatin lo juga," ujar Abi kepada Nara.

"Ha? Ngapain? Males, ah," sahut Nara dengan sikap cueknya.

"Udah ngikut aja sih, nanti nginep di villa punya Pak Galuh. Mantep nggak?" Rayu Abi untuk mengairahkan semangat Nara supaya mau ikut bersamanya.

"Bodoamatlah, mau nginep di villa, hotel bintang 5 atau pun bintang 10 kalo gue nggak mau ya nggak mau," tegas Nara.

"Gue aduin pak Galuh mampus lo," ancam Abi.

"Curang, tukang ngadu!" Seru Nara.

"Ya udah, makanya ikut aja."

Nara hanya diam tak menyahuti perkataan Abi. Bahkan ia terlihat sangat menikmati es buah yang dibawa Alice.

"Nar, ikut yaa." Abi mencekal tangan Nara dengan memohon.

"IYAA, PUAS LO?" Sahutnya.

"Sip, berangkat nanti sore ya jam 5, biar kita sampe sana malem bisa bahas kerjaan dan istirahat."

"GILA LO. INI AJA UDAH JAM 2 GUE BELUM PERSIAPAN PACKING BAWA BAJU GANTI."

"Nggak usah ngegas bisa nggak? Nanti gue jemput di kost, tenang aja."

Nara meninggalkan Abi dengan raut wajah masam dan kaki yang dihentak-hentakan.

Sejak diberi tanggung jawab untuk mengendalikan Resto dengan dibantu Dareen, Nara menjadi seorang perempuan yang sedikit nurut, walaupun sebenarnya terpaksa.

Karena ia sudah diberi beberapa wejangan oleh Pak Galuh supaya menjalankan amanahnya dengan baik.

Diusianya yang masih terbilang sangat muda, Nara mampu beradaptasi dengan lingkungan yang awalnya adalah neraka baginya.

Tadi Abi mengirim pesan kepadanya untuk pulang saja menuju kost untuk persiapan ke Bogor. Menurutnya, mereka akan menginap di Villa selama satu minggu.

Perlu digaris bawahi, ini untuk kerja bukan untuk liburan, jadi Nara tidak merasa antusias sama sekali.

Pukul 17. 02 WIB, Nara keluar dari kost dengan membawa banyak tas dan berbagai peralatan. Rempong memang.

"Buruan dong, lama banget sih, lo," teriak Abi dari dalam mobil.

"Nara, lo mau ngungsi dimane? Banyak amat bawaan lu?" Ujar Disya yang ternyata juga ikut dalam perjalanan.

"Bacot lo semua." Nara membuka bagasi mobil dan menempatkan barang bawaannya disana.

Nara langung masuk kedalam mobil dan duduk dibangku belakang.

"Ya udah, yuk jalan, Bi," ujar Disya yang tampil menawan dengan hijab instannya.

Abi menganggukan kepalanya. "Bismillah."

Selama dalam perjalanan, Abi dan Disya membicarakan hal yang tidak Nara ketahui. Sesekali mereka juga tertawa bahagia. Sedih sekali, Nara seperti tidak dianggap disini.

Tidak ambil pusing, Nara memlilih tidur. Daripada mendengar percakapan mereka yang membuat Nara merasa sesak.

Akhirnya mereka tiba di bogor sekitar pukul 19.20 WIB, Karena keadaan jalanan yang sangat macet dan tadi sempat berjumpa orang kecelakaan dijalan, sehingga menimbulkan kendaraan tidak bisa bergerak.

"NARA, BANGUN!" Seru Abi yang membuat Nara tersentak.

"Apaan sih, Bi. Kaget bego." Nara mengusapkan telapak tangannya ke wajahnya untuk menyadarkan dari alam bawah sadarnya.

Tentang Nara [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang