"Selamat malam, ini dengan kami dari pihak rumah sakit Atma Jaya ingin menginformasikan bahwa keluarga saudara yang bernama Adam Malik Adhitama baru saja mengalami kecelakaan dan kini sedang di operasi oleh pihak dokter." Perawat tersebut berbicara dengan sopan melalui telephone rumah sakit.
"Astaghfirullah." Terdengar suara panik yng kaget karena mendengar berita tersebut.
"Ba-baik saya segera menuju rumah sakit ya, sus. Te-terima kasih informasinya." Perempuan paruh baya yang sedari tadi mencemaskan anak lelakinya yang tak kunjung pulang, ternyata benar. Terjadi sesuatu, insting seorang ibu memang tidak ada tandingannya.
Kalian tidak perlu heran dari mqna pihak rumah sakit mendapat informasi nomor handphone keluarga Adam, karen pihak rumah sakit berhasil dibuka menggunakan sidik jari seorang perawat. Aneh, memang.
Beberapa saat kemudian, dua orang perempuan dengan menggunakan hamis syar'i berlari menuju pihak informasi untuk menanyakan keberadaan sang keluarga.
Perawat tersebut pun langsung memberikan informasi terkait keberadaan pasien bernama Adam berada di ruang oprasi.
Sesampainya di ruang operasi, keadaan cukup hening. Hanya suara alat-alat yang sayup terdengar dari luar. Hal tersebut membuat kedunya semakin cemas.
Hingga waktu menunjukkan pukul 23.15 WIB, Dokter keluar dari ruang operasi disusul oleh perawat yang membawa berbagai alat kesehatan.
"Dokter, gimana keadaan anak saya?" Tanya seorang perempuan paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah Ibu dari Adam.
"Alhamdulillah operasinya berjalan dengan lancar. Dan sekarang pasien belum sadarkan diri, mungkin masih terpengaruh obat bius dan tubuhnya butuh istirahat lebih. Saya permisi dulu," ujar Dokter dengan tersenyum ramah.
"Baik dok, terima kasih banyak." perempuan yang menggunakan cadar terus mengelus bahu ibu adam yang terlihat sangat cemas.
Dokter tersebut hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
"Mohon maaf ibu, dimohon untuk menuju administrasi untuk pelunasan biaya operasi pasien dan pasien juga bisa dipindahkan ke ruang rawat," gumam seorang perawat yang baru keluar dari ruang operasi.
"Baik, sus."
Mereka pun menuju ruang administrasi dan menaykn berapa biaya yang harus dibayarkan.
"Totalnya yaitu 8 juta rupiah bu. Namun karena tadi sudah memberikan uang dp 262.500 jadi kurangnya 7. 737. 500,-" ujar perawat tersebut dengan ramah.
Mendengar ucapan suster tersebut, Ibu adam dan perempuan bercadar disampingnya kaget.
"Siapa yang membayar uang dp tersebut sus?" Tanya Ibu adam yang keheranan.
"Saya kurang paham namanya siapa, bu. Yang pasti dia yang membawa pasien ke rumah sakit. Ini dia juga menitipkan nomor handphone kepada saya yang mungkin bisa dihubungi, karena katanya, dia itu orang susah dan nggak punya uang lagi." Perawat tersebut mengatak hal tersebut dengan serius.
"MasyaAllah, baik sekali anak itu. Boleh saya bawa kertas ini sus?" Tanya Ibu Adam.
"Boleh bu, silahkan," jawabnya.
Akhirnya Ibu adam membayar biaya adinistrasi dan kembali ke ruang operasi Adam.
"Ibu mau sholat sunah dulu, ya. Kamu mau ikut?"
"Aisyah lagi nggak sholat bu," jawab perempuan bercadar yang sedari tadi menemani Ibu, yang tak lain adalah Aisyah.
"Ya udah ibu tinggal dulu ya, titip Abi." Ibu mengelus bahu Aisyah seleum.meninggakan dan menuju mushola.
Aisyah tersenyum dan mengangguk.
Aisyah adalah calon istri Adam. Mereka berencana akan melangsungkn pertunangan sekitar 6 bulan kedepan.
"Assalamualaikum, Adam. Ini Ais dateng untuk Adam, Adam bangun ya. Ais yakin Adam pasti kuat."
Aisyah menangis melihat keadaan Adam yang terbaring dengan banyak selang di tubuhnya. Ia teramat menyayangi Adam, bahkan melihatnya kesakitan ia tak rela.
Sebenarnya, malam ini akan ada acara makan bersama, mungkin ia dijalan ngebut supaya cepat sampai rumah, sehingga terjadilah kecelakaan seperti ini.
"Ais, besok Ibu minta bantuan kamu untuk bertemu dengan orang yang sudah membayar biaya Adam, ya. Tadi ibu sempat meminta satpam untuk melihat kodisiny lewat kamera pengintai, dan benar ia keluar dari rumah sakit dengan berjalan yang tak memiliki arah, ibu jadi kasian."
"Apa ibu sudah bikin janji sama dia?"
"Belum, Ibu tadi bsudah menghubungi nomornya tapi tidak aktif, tapi ibu sudah mengirim pesan, yang InsyaAllah pasti dia baca."
"Baik, bu."
Kini giliran Ibu yang mengelus bahu Aisyah untuk menguatkannya.
Hingga mentari bersinar, burung berkicauan tak seindah biasanya. karena yang kini ia lihat berada di rumah sakit, bukan sedang berada ditempat liburan.
Aisyah dan Ibu tidur di kursi yang tersedia dengan saling memeluk dan saling bersandar. Iya, hubungan antarkeduanya memang sudah sangat dekat, maka dari itu, mereka teramat saling menyanyangi.
"Permisi bu, selamat pagi. Pasien sudah dipindahkan ke ruang rawat ya, yaitu di ruang Boegenville nomor 33."
Dengan keadaan mengantuk, Aisyah menjawab, "Baik sus, terima kasih, ya."
Suster tersebut langsung meninggalkan Aisyah yang kini sedang menahan beban ibu yang masih terlelap di Tidurnya.
"Bu, sudah pagi. Bangun yukk," ujar Aisyah yang mengelus lengan ibu dan ibu langung terbangun dari tidurya.
"Ehh iya, astaghfirullah ibu belum sholat. Ibu sholat dulu, ya." Ibu dengan terburu-buru lngung bangkit dan sedikit berlari menuju musholla.
"Baik, bu. Aisyah tunggu di ruang bogenvile nomor 33 ya bu, tadi mata perawat Adam sudah dipindahkan kesana."
"Oke," seru Ibu yang kini sudah menjauh.
Ibu melangah pergi ke arah barat menuju musholla, ia langsung ke temoat wudhu dan langsung menggunakan mukenah. Ibu sholat dalam kondisi yang sangat khusuk, bahkan dalam sujud akhirnya teramat panjang, dan terdengar isakan tangisnya untuk meminta kesembuhan sang anak.
Setelah sholatnya usai, ia pun melantunkan dzikir dengan butiran tasbih. Ia membaca ayat-ayat dan doa'-do'a panjang.
Setelah keergian ibu, Aisyah langsung berlalri menuju ruangan yng dimaksud oleh Suster.
Ia mekihat dari kaca jendela wajah Adam yang lebih adem daripada pada saat di ruang operasi. Beberapa selang di tubuhnya pun sudah dilepas.
Hingga beberapa saat, Ibu kembali dan mengajak untuk membeli sarapan di kantin. Ia meyakinkan Asiyah, bahwa Adam akan baik-baik saja disini.
----------------
Jawa Tengah, 2 Juni 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nara [ SELESAI ]
ChickLitIni tentang Nara. Seorang perempuan kuat dan tangguh dalam menjalani kehidupan. Yang tak gentar hanya karena komentar seseorang. Karena dirinya tumbuh bersama dengan cacian yang setiap hari menjadi asupan. Berharap semuanya sirna dengan berlalunya k...