3. Terpaksa

87 49 35
                                        

Hari yang berat untuk orang yang hebat. Pantaskah pepatah itu disematkan pada Nara?

Seorang perempuan biasa saja yang dituntut untuk bertarung dengan kerasnya dunia. Sudahkah hebat seorang Nara dimata orang-orang? Haha, rasanya belum. Karena kebanyakan dari mereka mengatakan Nara adalah perempuan liar yang tak jelas.

Untuk menjalani hari berat ini, Nara tidak ada tadingannya. Bagaimana tidak? Hari pertama bekerja, sudah dimusuhi satu pegawai restoran. Tidak ada yang bersedia menjadi teman Nara. Sehina itu kah Nara dimata mereka?

Oke, Nara memang salah. Karena kelakuannya yang kelewat bar-bar. Tapi, tidak kah mereka memanusiakan manusia sedikit saja? Meskipun kebanyak orang menganggap Nara seorang bajingan.

Jika saja hidup boleh memilih, Nara mungkin memilih bisa menjadi seseorang yang memiliki segalanya. Yang tak perlu mengkhawatirkan sesuatu disetiap keputusan yang ia buat.

"Lisss, Alicee. Dimana, lo?!" Seru Nara saat membuka pintu kost yang tak menemukan keberadaan Alice saat pulang kerja pukul 18.30 WIB.

Nara pun mengecek handphone nya. Dan terdapat satu pesan dari Alice pukul 16.00 WIB

• Pensil Alis •
Terakhir dilihat hari ini pukul 17.55

Gue berangkat kerja ya, Nar. Jangan kangen. Mungkin pulangnya pagi. Bye!😘

Melihat pesan yang dikirim oleh Alice, Nara bergidik ngeri. Terlebih saat melihat emoticon yang digunakan.

Tanpa berniat membalas chat dari Alice, Nara langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai dengan kegiatannya, Nara merasa lapar. Ia pun memeriksa meja barangkali ada makanan yang ditinggalkan Alice untuknya. Sial. Ternyata hanya tersisa plastik sampah kosong yang tergeletak disana.

Dalam lubuk hati Nara yang terdalam, ingin sekali memesan makan secara online supaya seperti orang lain. Tapi, Nara sadar diri. Ia miskin.

Akhirnya ia memilih untuk keluar ke kost saja mencari pedagang kaki lima. Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya ia menemukan tukang nasi goreng yang sedang mangkal di ujung jalan.

Dengan sedikit berlari, Nara menghampiri tukang nasi goreng tersebut dan langsung memesan.

"Bang, nasi gorengnya satu, pedes ya, dibungkus," ujar Nara dengan senyum ramahnya.

"Siap, sebentar ya mba." Terlihat tukang nasi goreng itu langsung menyiapkan pesanan Nara.

Sambil menunggu nasi gorengnya disiapkan, Nara melihat akun instagram. Banyak teman-temannya yang berfoto dengan almamater kebanggaannya. Terlebih ada satu foto yang membuat hati Nara sesak. Yaitu foto yang menampilkan dua insan tersenyum bahagia dan saling merangkul menggunakan almamater kuning.

"Mba, ini sudah," ujar tukang nasi goreng yang membuat Nara tersentak.

"Ehh, iya bang. Ini uangnya pas ya, makasih." Nara langsung menerima satu bungku snasi goreng yang sedari tadi disodorkan kepadanya dan langsung beranjak pergi lalu menuju kamar kost.

Sesampainya di kost Nara memakan Nasi gorengnya dengan malas. Ia sudah kehilangan selera makan melihat postingan foto tadi.

Nara kembali mengecek instagram tersebut. Banyak orang-orang berkomentar disana. Dengan teliti, Nara membacanya satu-persatu.

Tentang Nara [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang