25. Ditinggal Nikah

26 8 0
                                    

----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------

Semesta nggak pernah ingkar janji terhadap apa yang sudah ia janjikan kepada manusia. Pepatah itu ternyata benar adanya. Karena kini Adam bertekuk lulut kepadanya hanya untuk menebus kesalahannya yang sebenarnya menurut sebagian orang tidak begitu penting.

Dengan debat panjang dimana kedua kubu tidak ada yang mau mengalah, akhirnya dengan keadaan sangat terpaksa, Nara mengalah untuk ikut naik diatas diatas motor milik Adam.

Nara duduk dengan menjaga jarak pada Adam. Pasalnya, masih teringat jelas perkataannya bahwa haram hukumnya sepasang perempuan dan laki-laki berduan jika bukan mahrom. Hanya akan menimbulkan fitnah atau menuju zina.

Motor Adam melaju dengan sedang dan sampai di sebuah warung bakso pinggir jalan.

"Ngapain sih kesini? Kaya nggak ada tempat lain aja," seru Nara dengan memperhatikan keadaan sekelilingnya.

"Saya pengen makan bakso," jawabnya dengan santai lalu bernjak meninggalkan Nara yang masih kesal.

Dengan mudahnya ia berbincang dengan abang tukang bakso untuk memesan. Mana tadi yang menurutnya akan mengatakan hal penting? MANA?!

"Duduk disana, yuk," ajak Adam kepada Nara. Dengan sangat terpaksa dan langkah malasnya, Nara pun berjalan mengikuti Adam.

"Disini itu enak, dagangannya kaki lima tapi tempatnya luas kaya gini." Adam terlihat sangat menikmati keadaan sekitar.

"Bodoamat," jawab Nara dengan kesal.

Memang, jika sedikit digambarkan ini memang mirip taman, namun banyak penjual kaki lima. Jadi, pengunjungnya bisa menikmati makanan dengan lesehan menggunakan tikar yang sudah disediakan. Berasa sedang piknik.

Malah menurut Nara seperti anak tk.

"Ini pesanannya, Mas. Silahkan dinikmati." Seorang lelaki berkumis tipis dengan tubuh jangkung datang dengan nampan berisi dua mangkok bakso dan dua gelas es teh.

"Nih, makan dulu. Selesai makan, nanti saya bicarakan." Nara meminum es teh nya terlebih dulu tanpa menyahuti omongan Adam.

Terlihat, Adam begitu menikmati baksonya tanpa memperhatikan wajah Nara yang berusaha sabar menahan emosimya.

"Enak ya mba baksonya," kata Adam dengan mengunyah baksonya pada mulutnya yang masih sedikit tersisa.

"Biasa aja, dimana-mana rasanya bakso juga kaya gini. Kan nggak mungkin juga bakso tapi dimakan rasanya lontong sayur," ketus Nara yang sedang dalam mode kesal.

"Iya mba," jawab Adam pasrah.

Karena moodnya sedikit jelek, Bara berhenti makan. Ia sedikit menyodorkan mangkoknya depan menjuh dari dirinya. Melihat Nara berhenti makan, Adam mengatakan. "Dihabisin dong mba, mubazir."

Tentang Nara [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang