23. Tentang Fandi dan Najwa

22 9 15
                                    

"Kita putus."

"Ha, maksud lo apa?"

"Kita putus."

"Lo lagi becanda kan, Fan?"

"Gue serius, Nar."

"Haha, gue nggak lagi ulang tahun jadi nggak perlu deh lo nge-prank gue kaya gini. Nggak lucu, Fan."

"GUE SERIUS NARA!"

Ucapan Fandi tersebut mampu menarik perhatian siapa saja yang kini berada di kantin beralih kepadanya.

Iya, benar. Fandi memutuskan Nara di kantin saat jam istirahat berlangsung. Hina sekali bukan sosok Nara?

Plakk

Satu tamparan mendarat dengan mulus di pipi milik Fandi dan membuatnya menyerit kesakitan.

"MAKSUD LO APA ANJING, NGEBENTAK GUE KAYA TADI?!" Seru Nara dengan emosi yang sudah berada di puncak.

Kalian pasti sudah kenal sifat Nara, bukan? Jika dia dikasari oleh seseorang, dia bisa lebih kasar. Jadi, jangan main-main sama dia.

"KITA PUTUS, LO BUDEK ATAU GIMANA SIH, ANJING?!" Nara meneteskan air mata mendengar perkataan Fandi tersebut.

"ANJING NGATAIN ANJING!" Nara berusaha tertawa meledek Fandi walaupun air matanya sudah lolos begitu saja.

"Permisi, maaf sebelumnya, ya. Mba, anda sudah denger kan Fandi mutusin anda? Jadi, mohon untuk diterima aja, ya. Karena mulai sekarang gue dan Fandi sudah resmi jadian." Perempuan cantik yang terkenal akan prestasinya itu rupaya tak kalah busuk sifatnya dengan si bajingan.

Najwa dengan percaya dirinya merangkul tangan Fandi. Sontak hal tersebut membuat kerumuman siswa siswi ynag berada disana kegirangan.

Brakk

Nara menyingkirkan kursi-kursi kantin dengan keras. Ia meninggalkan pertunjukan yang dimainkan oleh Najwa dengan begitu curang.

Tidak ada perlawanan dari Nara. Karena menurutnya untuk apa dipertahankan jika tidak ada lagi komitmen didalamnya. Biarkan saja semua menganggap Nara manusia bodoh.

Nara kini memilih membolos. Ia meninggalkan sekolah lewat tembok belakang sekolah yang biasa ia panjat saat membolos. Ia tak memperdulikan tasnya yang tertinggal di kelas.

Jika kalian bertanya dimana keberadan Alice, ia tidak masuk saat kejadian hari itu. Alasanya karena sakit. Padahal sudah dipastikan, dia pasti tidak memiliki tenaga karena semalam habis ke club bersama Nara.

Sepeninggalnya Nara dari kantin, Najwa mentraktir semua siswa guna sebagai pajak jadian. Sontak hal tersebut membuat kondisi kantin semakin rusuh.

"Udah, kan? Mau lo apa sekarang?" Tanya Fandi kepada Najwa.

"Mau gue sekarang, ya kita jalani hubungan layaknya orang pacaran pada umumnya." Fandi berdecak kesal.

"Gue tau lo itu masih cinta kan sama Nara?" Tanya Najwa yang menebak raut wajah Fandi.

"Tanpa gue jawab, lo juga udah tau pasti jawabannya."

"Tenang aja, ini cuma tentang waktu kok. Nanti lo juga cinta sama gue bukan karena ikatan utang lo sama orang tua gue," ujar Najwa.

Ada yang bisa menyimpulkan perkataan Najwa?

Ya, mereka berpacaran dikarenakan utang keluarga. Dimana kelurga Fandi yang tak mampu membayar utang kepada keluarga Najwa yang teramat kaya raya. Najwa mengancam akan menjebloskan orang tua Fandi ke penjara jika dalam waktu 2 minggu mereka tidak membayar. Namun, Najwa memberi pilihan kedua. Yaitu menjadikan Najwa sebagai pacar Fandi utang sama dengan lunas.

Tentang Nara [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang