20. Drama

29 13 13
                                    

Setinggi apa pun pendidikanmu, jika tak memiliki sopan santun, percuma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setinggi apa pun pendidikanmu, jika tak memiliki sopan santun, percuma.

--------------

Selama tiga hari, Nara hanya diam di kamar kost. Ia sudah tidak memperdulikan urusan pekerjaannya. Bodoamat ia akan dikatakan manusia ceroboh yang menyelewengkan tanggungjawab begitu saja. Rasanya, Nara tidak memiliki harga diri jika diperlakukan seperti ini.

Tepat pukul 01.00 WIB, Nara pulang dari Bogor dan disambut Alice yang tengah cengengesan di atas kasur.

"Astaga, kalo buka pintu ketok dulu atau salam dulu, kek. Nggak ada sopan santunnya banget," seru Alice yang memarahi Nara.

"Ehh, ngapain lo disini bego? Perasaan tadi sore lo berangkat ke Bogor." Alice heran akan keberadaan Nara yang kini sudah berada di Jakarta.

"Bacot banget sih, lo." Nara membaringkan tubuhnya di kasur dan langsung terlelap begitu saja tak memperdulikan Alice yang kebingungan.

Keesokan harinya, tiba-tiba semua barang-barang milik Nara sudah di kamar kost. Sudah dipastikan, ini pasti ulah Alice.

Sejak itu, Nara tidak membuka handphone. Ia benar-benar tidak peduli. Ia hanya makan dan tidur. Mandi pun jarang. Dan yang lebih parahnya lagi, ia lebih banyak diam.

Berkali kali Alice mengajaknya berbicara, namun Nara hanya diam dan membentaknya untuk menyuruhnya tidak menganggunya.

Hari ini entah hidayah dari mana, Nara ingin bertemu dengan Adam, si penjaga kebun binatang yang ia tolong waktu itu.

Dengan menggunakan rok selutut dan blouse panjang yang dipadukan begitu pas ditubuh Nara, ia begitu menawan untuk menemui Adam di kebun binatang.

Jika kebanyakan orang meredakan stees dengan jalan-jalan ke pantai atau ke pusat perbelanjaan, berbeda dengan Nara, yang sangat menyukai hewan-hewan di kebun binatang.

Sesampainya disana, kebun binatang cukup ramai. Nara baru teringat, ini adalah tanggal merah, jadi banyak yang berkunjung disana.

Sejak pintu masuk, Nara disuguhkan pemandangan yang teramat menyakitkan. Dimana banyak keluarga lengkap yang tertawa bahagia. Rasanya iri sekali melihat keharmonisan tersebut.

Nara langsung menuju tempat dimana ia bertemu dengan Adam. Yaitu tempat harimau. Namun, sesampainya disana, banyak yang menggerumbungi tempat harimau, dengan kekuatannya, ia mampu menyelip diantara kerumunan orang-orang untuk menuju bagian depan.

"Kok, si Adam nggak ada sih?" Ujar Nara yang tak menemukan Adam disana.

Akhirnya, Nara berusaha keluar dari kerumunan tersebut dengan susah payah. Dengan langkah malas dan sesekali menendang batu kerikil yang menghalangi jalannya.

Nara duduk dikursi yang tersedia sebagai sarana umum dibawah pohon yang rindang. Ia melirik kanan dan kiri mengedarkan pandang untuk mencari Adam. Tak kunjung mendapat hasil, Nara mengusap wajahnya dengan kasar dan menundukkan kepalanya yang sedikit frustasi. Sejak semalam, ia belum makan sehingga kepalanya sedikit pusing.

Tentang Nara [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang