Jika kalian menganggap cerita ini akan seperti putri putri Disney, yang romantis dan bahagia, kalian salah.
Ini adalah cerita tentang Kehidupan Nalastacia Selene Melson, yang sayangnya tidak selalu bahagia, tapi juga terdapat keegoisan dan pengkhian...
"Dan sedikit sentuhan di sini....Selesai!" Narcissa tersenyum puas, menyimpan tongkat sihirnya kembali.
"Wah...kau cantik sekali Nala." Puji Andromeda kagum.
Nala memandang pantulan bayangannya di cermin lalu ikut tersenyum puas.
Rambut hitamnya diikat sebagian, dan diberi sebuah hiasan rambut berwarna emas. Tubuhnya pun sudah terbalut gaun hijau resmi yang elegan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Terima kasih Cissy, Andy." Ujar Nala sambil menoleh ke arah Narcissa dan Andromeda.
"Kau tidak perlu ber terima kasih, bagaimanapun sebentar lagi kita akan menjadi keluarga." Andromeda berkata hangat. Narcissa mengangguk, setuju dengan perkataan Andromeda.
"Apakah Nala sudah sel- Oh darl!" Sarah yang baru masuk, menghambur ke arah Nala.
"Oh Nala...kau cantik sekali." Puji Sarah kagum. Nala tersenyum menganggapinya.
"Narcissa, Andromeda terima kasih sudah mendandani Nala." Sarah mengangguk pada Narcissa dan Andromeda, yang ditanggapi dengan kedua gadis Black itu dengan senyuman.
"Karena kau sudah siap, keluarlah, Dad sudah menunggumu." Sarah kembali menoleh kepada Nala.
"Baik Mom." Nala bangkit dari kursi lalu berjalan ke luar ruangan. Seperti yang ibunya bilang, Ayahnya, Noah sudah menunggu. Ayahnya itu memakai Setelan jas berwarna hijau gelap, senada dengan gaun Nala.
Noah tersenyum lalu mengulurkan tangannya dan Nala balas dengan senang hati. "Sudah siap?" Tanya Noah memastikan.
"Sudah." Ujar Nala pelan.
"Kenapa hm? gugup?" Tanya Noah melihat Nala yang menunduk. Nala mengangguk kecil, mengiyakan. "Tidak apa apa gugup itu wajar, dulu dad juga begitu saat akan menikah dengan mom." Noah berkata lembut, menenangkan.
Nala hanya mengangguk.
"Kau tau? Rasanya waktu cepat sekali berlalu, baru kemarin rasanya berada di St. Mungo menemani ibumu yang sedang melahirkanmu, dan sekarang lihatlah dirimu! sudah tumbuh besar menjadi gadis yang sempurna dan beberapa menit lagi akan menikah." Suara Noah tersendat di akhir kalimatnya.