The Slytherins

977 175 24
                                    

Nala duduk di sofa, tangannya memegang segelas Fire Wishkey. Saat ini Slytherin sedang menggelar pesta.

Kenapa Slytherin menggelar pesta? Padahal kan besok malam ada pesta dansa juga?

jawabannya simpel. Karena mereka mau.

Kalau kalian pernah denger lagu gini nih:

I want it, I get it.

Nah kayak gitu tipe anak Slytherin.

Nala memandangi sekeliling asrama Slytherin. Seperti biasa Slytherin terbagi menjadi beberapa kelompok.

Yang pertama bisa disebut Kelompok atau Circle paling tinggi kedudukannya di Slytherin: Kelompok Kegelapan.

Isinya:Bellatrix Black, Rodolphus Lestrange, Rabastan Lestrange, Evan Rosier, Lucius Malfoy, Regulus Black, Severus Snape dan Narcissa Black.

Circle kedua: Diisi oleh anak anak keluarga Pureblood yang tidak peduli dengan kegelapan.

Isinya:Nala, Alexa,Dyana, Leonard Carter, Andromeda Black, Reine Saxiva dan sebagian besar anak Slytherin lainnya.

Circle ketiga:Diisi oleh Anak Anak Slytherin yang biasanya bukan seorang anak dari keluarga Pureblood terkemuka dan pendiam.

Isinya:Vella dan Velly Jones, Dolores Umbridge (Perempuan sok yang sangat memuakkan) dan lainnya.

Atau ada juga anak anak yang biasa memisahkan diri, alias sibuk sendiri contohnya Pricilla Yaxley.

Nala menyesap Fire whiskey, sambil mengamati circle circle itu. Malam ini ia hanya sendiri, Dyana dan Alexa sedang berbicara dengan Reine Saxiva mengenai proyek ramuan mereka. Bukan hal yang sulit sendirian, karena sejak kecil, Nala sudah diajarkan untuk tidak terlalu bergantung kepada orang lain.

"Sendirian saja?" Suara itu familier, tak perlu Nala menoleh untuk mengetahui siapa dia. Regulus Arcturus Black. Nala mengangguk sekilas.

"Kau keberatan, aku duduk disini?" Tanya Regulus sambil menunjuk sofa di samping Nala. Sebelum Nala sempat menjawab, Regulus langsung duduk. "Aku tak ingat sudah mengizinkan." Sarkas Nala. Regulus hanya tertawa mendengarnya.

Sejenak, mereka hanya diam, sibuk dengan urusan masing masing. Nala sibuk memikirkan Pesta Dansa besok, sedangkan Regulus memandangi Nala intens.

Nala adalah gadis paling sempurna dari semua gadis yang Regulus temui. Kepribadiannya yang baik sekaligus angkuh, wajahnya yang begitu cantik, dan mempesona. Belum lagi otaknya yang cemerlang.

"Kenapa kau memandangiku?" Tanya Nala menoleh tiba tiba, membuat Regulus terkejut, walaupun begitu berhasil menutupinya. "Kau Cantik." Regulus menjawab sambil tersenyum. Nala melotot kaget, dia hampir saja tersedak Fire Whiskey, untung saja bisa ditahannya.

Regulus hanya tertawa melihat Respon Nala.

"Sialan." Maki Nala ketika melihat Regulus malah tertawa melihatnya tersedak. Regulus menyeringai menyebalkan, membuat Nala mencibir. Tiba tiba seringai di wajah Regulus menghilang diganti dengan ekspresi tidak suka. "Rosier memandangimu." Ucapnya tak suka saat melihat Evan Rosier terang terangan memandangi Nala.

"Biar saja." Nala menjawab tidak peduli. "Kau masih berhubungan dengannya?." Tanya Regulus masih dengan nada tak suka. 2 bulan yang lalu, Nala memang menjalin hubungan dengan Evan Rosier. Bisa dibilang Evan itu First Crushnya. Dan saat Evan menembaknya, Nala terima tentu saja. Lagipula banyak keuntungan yang bisa didapatkan jika berpacarana dengan Evan. Tapi setelah sebulan lebih, Nala merasa bosan. Dia berusaha menyukai Evan, tapi tidak bisa. Nala menyukai laki laki lain.

"Tidak ada." Jawab Nala singkat. Regulus merasa lega mendengarnya. "Aku pergi ke kamar dulu." Nala bangkit, ingat dia harus menyelesaikan tugas karangan tentang Sejarah Sihir. Regulus ikut bangkit. Lalu menarik pinggang Nala ke arahnya dan mencium pipi Nala lembut.

"Sampai nanti Astacia." Kata Regulus lembut, lalu pergi ke arah Snape dan Lucius. Nala memegang pipinya Shock, dia tau seharusnya dia merasa biasa saja, apalagi mereka cukup dekat. Tapi jantungnya berdegup kencang. Nala tau seharusnya dia tak merasa begini, apalagi kepada adik dari seseorang yang dijadwalkan menikah dengannya. Nala tersenyum hampa. Jika dia benar benar akan menikahi Sirius apa perasaannya kepada Regulus akan hilang?.

NalastaciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang