Paris 1993

468 55 13
                                    

Nalastacia: Paris 1993 (Chapter 29)

Wanita berambut hitam berombak itu menatap keluar jendela, menatap pandangan kota Paris Prancis di malam hari, Salah satu tangannya memegang gelas berisi wine.

Wanita itu lalu mengangkat tangannya, menyeruput winenya sedikit

"Jadi dia mengingat pesanku." Gumam wanita itu.

Wanita itu kemudian berbalik, ternyata ia tidak sendiri. Ada satu orang lain selain dirinya. Seorang Pria yang memakai setelan hitam hitam.

"Cari dia sampai ketemu. Cari di seluruh tempat. Aku akan membayar mahal, lebih dari uang yang kementarian berikan. Jadi cari dengan serius." Perintah Wanita itu.

"Ah, satu lagi. Cari sebuah anjing hitam besar menyerupai Grim- walaupun bukan di tempat kemungkinan dia berada."

"Grim Misstress?" Ulang Pria itu kaget. "Bukannya itu tanda tanda kema-"

"Robert." Wanita itu memotong dengan suara dingin. "Laksanakan saja, lagipula Grim sebagai tanda kematian itu benar benar mitos murahan." Wanita itu memutar matanya kesal.

"Baik Misstress, akan saya laksanakan semua perintah anda." Pria yang bernama Robert itu membungkuk hormat.

Wanita itu mengangkat kedua sudut bibirnya, membentuk sebuah senyum kemenangan, sebelum tangannya bergerak meraih sebuah cek dan memberikannya ke Robert.

"Misstress ini-"

"Uang muka bukan?" Wanita itu tersenyum.

"Tapi jumlahnya jauh lebih banyak dari yang kita sepakati." Robert berkata heran.

"Jika kau melakukan yang kurusruh, aku akan memberimu lebih banyak."

"Terima kasih Misstress." Robert membungkuk kecil sebelum beranjak pergi dari ruangan itu.

-Nalastacia Paris 1992-

"BIBI NALAAA, CASSIE DISINI!” 

Nala baru saja menoleh ke arah sumber suara, ketika sebuah-ralat seseorang anak perempuan beambut pirang madu memeluknya erat secara tiba tiba membuat tubuh nala nyaris terjatuh.

“Pelan pelan Cassie.” Nala meringis seraya mengelus rambut pirang madu keponakannya itu.

Cassie nyengir sebelum duduk di sofa di samping Nala. Nala menatap keponakannya. 

Cassiopeia Dominique Black, umurnya baru sekitar 13  tahun namun ia telah menunjukkan kemiripan yang luar biasa dengan Dominique, hanya matanya saja berbeda. Matanya berwarna hitam legam menunjukkan bahwa ia seorang Black.

Meskipun begitu, sifatnya jelas duplikat dari Sirius, heboh tidak serius, atau lebih singkat Nala sebut saja pecicilan. Namun gadis itu juga mewarisi sifat sarkas Dominique.

“Bibi Nala kenapa melihatku begitu? Bibi terpana dengan kecantikanku yang sekarang lebih dari kecantikan bibi ya?” tanya Cassie sombong seraya mengibaskan rambut pirangnya.

Nala mendengus. “Tidak bibi heran saja kenapa kau makin acak acakan.” Sindir Nala sambil melirik penampilan cassie yang acak acakan. Baju yang kusut, rambutnya berantakan.

“Bibi tidak tau? Ini namanya mode.” Cassie mengeles.

Nala hanya menggeleng geleng, heran dengan tingkah laku keponalannya itu. 

NalastaciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang