Dominique and invitation

502 78 24
                                    

Dominique berjalan cepat menuju danau hitam, tak jauh dibelakangnya Sirius berusaha mengikuti langkah cepat gadis berambut pirang madu itu.

"Dom! tunggu!" Sirius berteriak, berlari berusaha menyamakan langkahnya dengan Dominique.

Dominique berdecak kesal lalu berhenti, menunggu Sirius sampai ke tempatnya. 

"Pelan pelan domi, aku jadi kesusahan mengejarmu." Goda Sirius ketika sudah sampai di samping Dominique. 

Dominique memutar bola matanya kesal. "Apa maumu Black?" Tanya Dominique langsung, enggan berbasa basi.

"Aku ingin bersamamu." Jawab Sirius sambil tersenyum menggoda.

"Nah sayangnya aku tidak, jadi jauh jauhlah Black." usir Dominique ketus.

Tapi Sirius tetaplah Sirius, sekeras dan seketus apapun Dominique mengusirnya, dia tidak akan pergi.

"Tidak." Sirius menyeringai menyebalkan membuat Dominique menghela napas jengkel.

Menyebalkan, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perilaku Sirius Black.

Dominique akhirnya melanjutkan langkahnya ke danau hitam, Sirius pun mengikutinya dibelakang-seperti anak ayam dan induknya.

Ketika mereka sampai di danau hitam, Dominique langsung duduk bersila di pinggir danau hitam disampingnya Sirius pun ikut duduk,

Sejenak tak ada yang berbicara, Dominique memejamkan matanya, menikmati angin segar yang menerbangkan beberapa helai rambutnya.

Sedangkan Sirius?

Playboy Gryffindor itu sedang menatap intens Dominique dari samping.

Rambut pirang madu yang berterbangan karena angin, kulitnya yang putih bersih berkilau di bawah sinar matahari, lalu bibir merah yang tersenyum kecil-- semua itu membuat  Sirius membuat suatu kesimpulan, bahwa Dominique itu cantik.

Malah lebih dari cantik, sangat cantik, bahkan kecantikan Dominique tak kalah dari kecantikan Nalastacia.

Dominique menoleh cepat ke arah samping, membuat Sirius yang asyik menatap nya hampir terlonjak karena kaget.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Dominique. 

Sirius tersenyum menggoda lalu berbisik lirih. "Kau cantik."

Dominique terdiam, dadanya berdebar cepat, dan pipinya memerah.

Tapi itu hanya sejenak, sebelum Dominique berhasil menyamarkan itu semua dengan memutar bola matanya malas.

"Bukankah kau semua perempuan dibilang cantik?" sarkas Dominique.

"Kau cemburu?" Goda Sirius.

Dominique kembali memtar bola matanya kesal. "Tentu saja tidak Black."

Sirius hanya mengangkat alisnya, dan tertawa kecil, seolah olah tau bahwa Dominique berbohong. 

"Dom?" 

"Hm?" 

"Kenapa kau mau masuk ke Orde Phoenix? Bukan apa apa, tapi kupikir kau lebih seperti, seorang Slytherin yang netral seperti Nala." tanya Sirius, samil merebahkan badannya.

Dominique merasa suaranya tercekat, dan jantungnya terasa di remas.

Sirius menoleh ke samping, karena Dominique tak kunjung menjawab pertanyaannya. Sirius tersentak kecil melihat Dominique.

Muka Dominique benar benar pucat. bibir merahnya sedikit terbuka, bergetar hebat. Seperti baru melihat banshee.

"Dom?" Panggil Sirius khawatir. "Kalau kau tidak mau, kau tidak usah menjawabnya." 

NalastaciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang