05🌧️

107 44 102
                                    

05. Ngobrol

- Untuk Hujan -




"Lo ngapain di halte? Gak berangkat sekolah lo?"

Hujan melihat ke arah sumber suara, "Bang Zevan," katanya seraya berdiri dari tempat duduknya.

Zevan mengangkat kedua alisnya, "Lo kenapa gak berangkat?" tanyanya lagi.

"Tadi..." Hujan berpikir sejenak, bingung harus memberi alasan apa untuk mejawab pertanyaan Zevan. "Tadi aku udah naik ojek onlinenya, tapi waktu di tengah jalan ban motonya bocor, jadi aku harus ke halte naik bus," jawabnya.

"Ohh, kenapa lo gak pesen ojol lagi aja?"

"Gak ada uang..."

"Duit jajan lo dari papah kemana? Bukannya baru dikasih?"

"Ada, tapi di rumah. Aku lupa bawa,"

Zevan berdecak kesal, kemudian mengambil dompetnya dan memberikan selembar uang untuk Hujan membuat cowok itu diam tidak mengerti, "Ambil buat bayar. Pesen ojol sendiri, gue buru-buru," katanya.

"Makasih Bang,"

Zevan mengangguk singkat, kemudian memakai helm full facenya, detik kemudian motor sport miliknya sudah membelah jalanan.

***

"Kamu tuh sudah berapa kali telat Hujan?" tanya Bu Ayu, "Pak Ari bilang ke saya kalau kamu sering banget telat masuk ke sekolah, kenapa kamu sering telat?"

Hujan menundukkan kepalanya, "Maaf bu."

Bu ayu menggeleng, "Ibu gak nyuruh kamu untuk minta maaf Hujan, ibu hanya bertanya kenapa kamu suka telat?" tanyanya lagi.

"Tadi saya kesiangan bu, jadi ketinggalan bus," jawabnya.

"Kamu bisa telpon orang tua kamu Hujan?" tanya Bu Ayu membuat Hujan mengerjap kaget, mengangkat kepalanya kemudian menatap Bu Ayu penuh harap, "Bu, maafin Hujan karena suka telat. Tapi jangan panggil bunda atau papah Hujan ke sekolah, Hujan janji gak akan telat lagi," katanya.

"Tapi kamu sudah terlalu sering telat Hujan, nama kamu sudah banyak tertulis di buku pelanggaran," Bu Ayu menggeleng, "Biar ibu yang bicara dengan orang tua kamu di telpon, kamu bisa balik ke kelas," katanya.

Hujan ingin berbicara lagi, namun Bu Ayu menggelengkan kepalanya membuat dia mengurungkan niatnya untuk berbicara, menganggukkan kepalanya pasrah kemudian pamit dengan Bu Ayu.

"Hujan??"

Hujan berhenti saat ada yang memanggilnya, membalikkan badannya ke belakang, "Kenapa? Pelangi?" tanyanya.

Pelangi berjalan ke arahnya, "Kamu kenapa dipanggil ke ruang guru? Ada masalah?" tanyanya.

Hujan menggeleng, "Gak ada apa-apa," jawabnya.

"Bohong,"

"Dih? Beneran kokk?"

"Ke kantin yuk?"

"Ngapain?"

"Main basket, ya jajan lahh,"

Hujan tertawa kemudian menganggukkan kepalanya, "Yaudah, ayo ke kantin," ujarnya. "Temen kamu yang waktu itu mana? Gak sama dia?" tanyanya.

Untuk Hujan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang