07🌧️

105 35 120
                                    

07. Berangkat bareng




- Untuk Hujan -




Hujan : Pelangi?

Hujan : Selamat pagiii

Pelangi🌈 : Pagii Hujann, kenapa? Kamu hari ini berangkat sekolah naik bus gak??

Hujan : Kayaknya enggak

Pelangi🌈 : Kenapaa??? Padahal aku udah bilang ke bunda mau berangkat naik buss

Hujan : Maaf Pelangi

Hujan : Mau berangkat sekolah bareng?

Pelangi🌈 : Naik bus? Tadi katanya kamu hari ini gak naik bus??

Hujan : Naik motor

Pelangi🌈 : Motor?

Hujan : Iyaa, kemaren aku baru aja dibeliin motor sama papah

Pelangi🌈 : Cieeeee, motor baruuu jadi ceritanya??

Hujan : Iyaaa, kamu mau berangkat bareng?

Pelangi🌈 : Mauu, nanti Pelangi tunggu di depan perumahan aja ya

Hujan : Okee, sana sarapan

Pelangi🌈 : Iyaa

Hujan mematikan ponselnya, kemudian mengambil tasnya dan turun ke bawah.

"Pagi, pah, bun, bang, kak," katanya kemudian duduk di sebelah Zevan.

Sosok yang duduk di sebelah kiri Zevan meliriknya tak suka, "Lama banget sih turunnya, gak tau apa kita udah nungguin, gak disiplin banget," katanya membuat Zevan melirik tak suka.

"Lo juga baru dateng, gak usah berlaga paling sok disiplin," kata Zevan.

"Maaf kak Zedan," katanya. "Maaf pah, bang Zevan, jadi nunggu lama gara-gara Hujan,"

Iya, Zedan yang selama ini membully Hujan di sekolah itu kakaknya...

"Gapapa Jan, papah juga lagi gak buru-buru ke kantor,"

Alea yang baru datang dari dapur jadi mengernyit bingung, "Kenapa?" tanyanya sambil meletakkan nasi goreng yang dibuat Bi Ida.

"Gapapa,"

"Pah, yang di depan tuh motor siapa? Keren banget. Motor bang Zevan??" tanya Zedan.

"Motor Hujan,"

"Hujan?"

Sakti mengangguk.

Alea jadi melirik Hujan yang sedang memakan sarapannya, "Kenapa harus beli motor yang mahal-mahal sih? Kamu yang minta ke papah biar dibeliin yang mahal?"

Untuk Hujan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang