28. Ini mimpi, semoga
- Untuk Hujan -
Siang ini, mereka bertiga sedang duduk di parkiran motor sambil terus berusaha menghubungi Hujan yang tadi pagi tidak masuk sekolah tanpa kabar.
Pelangi terus mondar mandir sejak tadi karena Hujan tidak mengangkat telpon dari Zidan.
"Dan, coba lo telpon lagi. Siapa tau kali ini di angkat," katanya.
Zidan mengangguk, mencoba menghubungi Hujan lagi tapi tetap tidak ada jawaban. "Gak diangkat, ke rumahnya aja ayo," jawab Zidan.
"Yakin lo? Kayaknya bundanya itu gak suka kan sama Hujan?" tanya Raena ragu.
Pelangi mengangguk, "Bunda sambung Hujan emang kayaknya gak suka sama Hujan," jawabnya.
"Lah terus? Kan gak ada urusannya kalo kita ke rumahnya?" tanya Zidan bingung.
"Iyasih, yaudah ayo ke rumah Hujan," kata Raena.
"Ayo, naik mobil gue."
Saat mereka bertiga ingin naik ke mobil Zidan, tiba-tiba Pelangi menyuruh mereka untuk berhenti.
"Gue di telpon om Rey, bentar," katanya sambil mengangkat telpon dari Rey.
"Halo om?"
"Halo Pelangi,"
"Kenapa om?"
"Hujan hari ini gak masuk kan?"
"Loh iya, kok om tau?"
"Hujan ada di apartemen om kalo kalian nyari Hujan, tadi dia sempet pingsan—"
"Pingsan om?!!"
Rey jadi terkekeh di sebrang sana, "Om belum selesai ngomong,"
"Maaf om,"
"Hujan baik-baik aja, tadi udah om bawa ke rumah sakit. Kalo kamu sama temen-temen kamu mau kesini, kesini aja langsung, tau kan apart om dimana?"
"Apart om yang manaaa?"
"Oh? Nanti om share loc deh ya, lupa kan kamu,"
"Lupa om, gak inget"
"Ya sama ajaa,"
"Tapi Pelangi, Hujan kayaknya lagi punya masalah, jadi tolong ya? Hibur dia, jangan tanya tentang masalahnya sebelum dia yang memilih buat cerita duluan, karena mungkin dia bisa aja belum siap buat cerita,"
"Iya om, Pelangi sama temen-temen sekarang kesana,"
"Take care,"
"Iyaaa, byee om."
Pelangi mematikan ponselnya kemudian mendongak, menatap kedua temannya yang juga sedang menatapnya, "Apaan?" tanyanya.
Zidan berdecak, "Kata om lo apa, tadi kayaknya nyebut-nyebut Hujan," ucapnya.
"Hujan ada di apart om gue, kayaknya dia lagi ada masalah kata om Rey, kita kesana ya sekarang?" kata Pelangi.
Zidan dan Raena mengangguk, "Ayo cepetan."
***
Hujan tersenyum simpul, matanya sayu karena sejak tadi pagi menangis. Duduk di hadapan ketiga sahabatnya yang sedang menatap dirinya dengan tatapan khawatir.
"Kamu habis nangis?" tanya Pelangi.
Hujan mengangguk pelan, "Iyaa Pelangi. Maaf ya aku gak kabarin kalian," katanya merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Hujan (On Going)
Novela JuvenilHujan beruntung bertemu dengan seseorang bernama Pelangi. Seperti namanya, saat Hujan terjatuh, Pelangi akan selalu datang setelahnya. "Hujan, bertahan sekali lagi ya? Nanti kalau Hujan lelah lagi, Hujan boleh istirahat. Tapi, jangan sekarang ya? Be...