Special Chap : Arti Hujan, bagi Pelanginya

34 6 3
                                    

Dia yang rapuh, namun selalu
terlihat tangguh.





Hujan Putra Langit, sosok yang saya temui di bawah langit mendung dengan suara lalu lalang kendaraan di jalan sore itu.

Hujan yang kala itu duduk sendiri di kursi, dengan tatapan kosong dan rasa sunyi yang dia rasakan seorang diri.

Tanpa terlihat ada seorang pun yang berniat untuk menemani.

Saya gak kenal dia, bahkan itu kali pertama saya bertemu dengan sosok bermata sayu yang memiliki senyum dan hati yang indah itu.

Namun, entah kenapa kaki saya ini membawa saya kesana, membawa saya menghampirinya.

Pertemuan singkat itu pula, yang membuat saya mengenal sosok bernama Hujan, sosok yang terlihat selalu tersenyum, namun hatinya tak jarang menangis.

Sosok yang selalu terlihat tangguh, namun sejatinya, dia selalu rapuh.

Hujan yang memilih diam saat ada yang menyakitinya, memakinya, merendahkannya.

Hujan yang memilih menjadi orang baik. Ralat, orang yang terlalu baik.

Tidak pernah saya dengar sekalipun dia mengeluh atas hidupnya, tidak pernah sekalipun dia merasa jika dunia ini tak adil padanya.

Ditinggal bunda yang dia cinta.
Dibenci oleh seluruh keluarga.
Dijauhi oleh seluruh temannya.

Namun, apakah pernah dia bilang dunia ini jahat padanya? Sekalipun, tidak pernah.

Hujan selalu tersenyum, selalu menerima, walaupun semesta sedang menjauhinya.

Hujan yang selalu jatuh tanpa ada seorang pun yang peduli, namun tanpa itu semua, dia selalu memilih untuk bangkit kembali.

Jatuh lagi, dan saat itu pula dia kembali bangkit lagi.

Tidak pernah sekalipun Hujan peduli dirinya sudah jatuh berkali-kali, yang terpenting baginya, dia selalu memilih untuk berusaha bangkit kembali, lagi.

Tapi mungkin akan ada saatnya, saat Hujan memilih berhenti.

Mungkin.

Suatu saat nanti, saya akan kehilangan senyuman tulus darinya.



-Pelangi Putri Langit-

Untuk Hujan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang