11🌧️

68 27 110
                                    

11. Tante Alea, maaf...

"Dan bagaimana cara dia menutupi lukanya, sampai orang lain menganggap dia adalah orang yang paling bahagia?"

- Untuk Hujan -

"Aku angkat telpon dulu ya Pelangi?" tanyanya.

"Iya," jawabnya. "Hujan," Pelangi menepuk pundak Hujan yang berdiri di sebelahnya.

"Bentar ya bang," kata cowok itu pada seseorang di telpon, kemudian menoleh pada Pelangi sambil tersenyum, "Kenapa?"

"Kamu masih lama gak telponannya? Aku mau jajan dulu tuh disitu," katanya sambil menunjuk pedagang yang berada di sebrang jalan.

"Bentar ya, nanti aku yang beliin,"

"Gapapa, kamu telponan aja. Aku beli sendiri,"

"Bisa nyebrang jalannya?" tanya Hujan.

Pelangi mengangguk, "Bisa,"

"Hati-hati ya tapi? Liat kanan kiri dulu,"

"Iyaa,"

"Atau aku anter aja deh, nanti aja telponannya,"

"Dih gapapa, nanti itu kalo penting gimana?"

Hujan mengangguk, "Yaudah nanti kalo udah selesai telponnya aku samperin, tapi harus hati-hati," katanya.

"Iyaa,"

"Halo, bang?"

"Itu tadi yang ngomomg sama lo siapa?"

"Temen Hujan bang,"

"Ohh, yaudah jangan lupa pesenan gue,"

"Iya,"

Hujan mematikan ponselnya, kemudian memasukkannya ke dalam saku, memicingkan matanya ke arah sebrang jalan yang penuh dengan orang-orang yang sedang membeli makanan. Tersenyum simpul saat menemukan Pelangi sedang antre di stand penjual telur gulung.

Cowok itu langsung melangkahkan kakinya untuk menyebrang jalan, menghampiri Pelangi yang sedang membayar pesanannya.

"Udah?" tanyanya.

Cewek itu menoleh, "Belum Hujan. Mau beli lumpia basah dulu," jawabnya sambil mengambil uang kembalian, "Makasih pak,"

"Mau beli lumpia basah dulu? Itu kan udah jajan banyak?" katanya sambil melihat plastik berisi aneka jajanan, mulai dari cilung, cilok, cimol, sosis dan bakso bakar, kentang, kue cubit, hingga telur gulung.

Pelangi jadi cengengesan, "Tapi lumpia basah itu enak banget Hujan, kamu wajib cobain!" katanya sambil menunjuk penjual lumpia basah.

Hujan tertawa sambil mengangguk-anggukan kepalanya, "Iya nanti nyobain," jawabnya.

***

"Kemana aja kamu hah? Pulang sore seenaknya," sentak Alea.

"Maaf tante, tadi Hujan ada urusan," jawabnya.

Alea tersenyun remeh, "Urusan apa kamu? Orang kayak kamu aja segala ada urusan,"

Hujan menunduk tidak menjawab, dia lebih memilih untuk merahasiakan perihal jika dia bekerja di caffe.

Alea berdecak kesal, berjalan mendekat kemudian menempeleng kepala Hujan kasar. "Kalo di tanya itu jawab!" bentaknya, "Harusnya kamu udah pulang daritadi siang, terus ngerjain pekerjaan rumah! Emang kamu disini itu siapa seenaknya gitu?!"

"Maaf tante,"

"Kamu tau gak saya tuh benci banget sama kamu! Bisanya minta maaf doang. Emang kamu pikir minta maaf itu bisa buat kesalahan yang kamu buat jadi gak terjadi?!" sentaknya. "Kenapa sih kamu itu selalu nyusahin?! Kenapa hah?!"

Untuk Hujan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang