20🌧️

55 15 124
                                    

20. Bohong kan?

sebelum baca chapter ini, coba tebak dulu hujan sebenernya kenapa?


- Untuk Hujan -


Hujan melangkahkan kakinya ke taman belakang rumah sakit yang terlihat lenggang sore itu, kemudian duduk di kursi yang ada disana. Mengambil ponsel miliknya dari dalam tas untuk melihat pesan yang masuk.

Dokter Ari : Hujan

Dokter Ari : Kamu gak lupa kan? Hari ini kamu harus kesini

Hujan : Hujan ingat dokter

Hujan : Hujan sekarang ada di taman belakang rumah sakit

Dokter Ari : Kenapa gak langsung ke ruangan saya aja?

Hujan : Hujan mau jelasin tentang penyakit yang Hujan punya ke seseorang yang kemarin Hujan bilang dokter

Dokter Ari : Begitu...

Dokter Ari : Jika sudah menjelaskannya, langsung ke ruangan saya ya

Hujan : Iya dokter Ari

"Hujan,"

Cowok itu menoleh saat ada seseorang yang memanggilnya, "Pelangi," katanya sambil tersenyum.

Pelangi ikut tersenyum, kemudian duduk di kursi sebelah Hujan.

"Hujan? Kenapa kamu nyuruh aku ke rumah sakit?" tanyanya sambil mengedarkan pandangannya.

Hujan menghembuskan napanya pelan, "Aku mau jujur tentang sesuatu Pelangi," katanya.

Pelangi menoleh, "Harus banget di rumah sakit? Kenapa gak di tempat lain aja?" tanyanya, bingung sendiri kenapa Hujan menyuruhnya untuk bertemu di taman rumah sakit.

Hujan tersenyum simpul, kemudian menganggukkan kepalanya, "Iyaaa," jawabnya.

Pelangi terdiam sesaat. Sungguh, perasaannya sudah tidak enak sejak dia sampai di rumah sakit tadi. "Maksud kamu gimana...?" tanyanya.

"Aku mau jujur Pelangi,"

"Iya jujur apaaa??"

"Kamu selama ini ngerasa bingung gak kenapa aku keliatannya gak pernah sadar kalo aku luka?" tanyanya.

Pelangi mengangguk ragu, "Iyaa, aku sempet bingung karena kamu gak pernah sadar setiap kamu luka. Tapi, apa hubungannya sama sesuatu yang kamu mau kasih tau ke aku?" tanyanya.

Hujan menganggukkan kepalanya, "Ada. Ada hubungannya sama sesuatu yang aku mau kasih tau ke kamu," balasnya.

"Maksud kamu?"

Hujan terkekeh pelan, dirinya tau Pelangi sudah bisa menebak apa yang terjadi pada dirinya setelah dia berbicara seperti itu.

Cewek itu menggelengkan kepalanya, perasaanya semakin tidak enak, "Hujan..."

Hujan tersenyum, "Selama ini aku gak pernah sadar setiap aku luka Pelangi, selama ini aku gak pernah ngerasa sakit. Tapi itu bukan karena aku kuat," katanya. "Tapi karena aku gak bisa ngerasain itu semua," lanjutnya sambil tersenyum simpul.

Pelangi terdiam mendengarnya, menggelengkan kepalanya tidak percaya. Matanya memerah, bibirnya bergetar menahan tangis. "Bohong kan? Kamu bohong kan Hujan? Kamu gak sakit Jan, enggak kamu gak sakit," katanya.

Untuk Hujan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang