09🌧️

69 29 106
                                    

09. Bully (again)



- Untuk Hujan -




Hujan tersentak kaget saat tiba-tiba kepalanya terhantam bola basket, menoleh ke belakang membungkukkan badannya untuk mengambil bola basket yang berada di sebelah kakinya.

Zedan berjalan menghampirinya sambil terkekeh sinis, "Sorry, gue sengaja tadi," katanya membuat teman-temannya tertawa.

Hujan mengangguk, kemudian memberikan bola basketnya ke Zedan.

"Beliin gue sama temen-temen gue minum, gak pake lama dan gak usah bantah," katanya kemudian pergi ke lapangan bergabung dengan teman-temannya.

Hujan menghela napasnya, padahal ini uang untuk makan siang...
Dan dia sudah tidak punya uang lagi karena uang yang diberi Sakti tiga hari yang lalu sudah habis karena semua diambil Zedan.

Cowok itu pergi ke kantin, kemudian membeli sepuluh botol air mineral, kembali ke lapangan dan memberikannya ke Zedan.

Untuk hari ini tak apa dia melewati makan siang dulu.

Zedan yang sedang tertawa dengan teman-temannya menoleh, kemudian mengambil sebotol air dan membuka tutupnya.

Tapi detik setelahnya dia malah menumpahkan sebotol air itu ke seragam Hujan membuat cowok itu tersentak kaget, refleks memundurkan langkahnya dan tidak sengaja menginjak kaki Laskar yang kebetulan berdiri di belakangnya.

Laskar berdecak kesal, mendorong kasar bahu Hujan membuatnya hampir tersungkur ke lapangan, "Apaan si lo," sentaknya.

Zedan jadi tertawa, "Bego si lo, lain kali pinter dikit kenapa?" katanya kemudian pergi diikuti dengan teman-temannya.

Salah satu teman Zedan berhenti di hapadannya, menendang botol air mineral yang dia beli tadi di kantin sambil tertawa, "Siapa juga yang mau minum minuman yang lo beli?" tanyanya kemudian melenggang pergi.

Cowok itu menghela napas sambil memandang mereka, membungkuk untuk memunguti botol air mineral yang berceceran di lapangan, memasukkannya ke dalam plastik kemudian membawanya pergi.

***

"Kenapa kamu pake seragam olahraga?" tanya Pak Ari saat bertemu Hujan di koridor.

"Tadi seragam saya basah pak, jadi saya terpaksa pake baju olahraga," jawabnya.

Pak Ari mengangguk-anggukkan kepalanya, "Yaudah bapak mau ke ruang guru,"

"Iya pak,"

"Ini nih yang namanya Hujan? Yang katanya murid disiplin itu?"

Hujan menoleh ke belakang,

Zedan terkekeh sinis sambil jalan menghampirinya diikuti teman-temannya di belakang.

"Ini? Yang katanya disiplin? Tapi selalu telat dateng ke sekolah? Dan sekarang? Pake baju olahraga?"

Koridor jadi ramai karena banyak yang penasaran ingin melihat Zedan dan Hujan.

"Bego banget lo, emang hari ini ada pelajaran olahraga?" tanya salah satu antek-antek Zedan yang sekelas dengannya.

"Mau caper gak sih? Ikut olahraga padahal gak ada mapelnya biar dibilang rajin," sahut yang lain membuat semua yang ada disana menertawakan Hujan.

Hujan memejamkan matanya, kemudian menghela napas pelan.

"Kenapa lo, emosi?" tanya Zedan sambil tertawa.

"Kalo marah tonjok dong, masa diem aja? Cupu amat?" kata salah satu orang yang ada di sana.

"Emang dia berani apa nonjok Zedan?"

Untuk Hujan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang