23🌧️

49 12 98
                                    

23. Bukan salahnya

Bila kau butuh telinga tuk mendengar
Bahu tuk bersandar raga tuk berlindung
Pasti kau temukanku di garis terdepan

🎼Garis Terdepan, Fiersa Besari



"Sebanyak apa luka yang dia sudah obati namun tergores kembali?"

- Untuk Hujan -



Hujan berlari di sepanjang koridor rumah sakit dengan perasaan kalutnya, diikuti oleh Pelangi, Zidan dan Raena di belakangnya yang juga ikut merasa panik.

Sungguh, rasanya dia langsung kalut saat tau Zevan mengalami kecelakaan. Padahal, baru beberapa jam yang lalu dia dan Zevan saling berbicara.

Hujan berhenti di depan ruang UGD, langsung menghampiri sang papah yang berdiri di dekat pintu.

"Pah, abang gimana pah?" tanyanya panik.

Sakti diam, menatap lurus ke depan dengan tatapan kosongnya, mengabaikan pertanyaan cowok itu.

Hujan terdiam, merasa ada yang aneh dengan situasi ini, "Pah?" tanyanya.

"Pah, abang gapapa kan pah?" tanyanya dengan nada bergetar menahan tangis.

Tapi nihil, tetap tidak ada jawaban atas pertanyaannya.

Ada apa ini...?

Detik setelahnya, Hujan tersentak kaget saat tiba-tiba Alea yang berdiri di sebelah Sakti melayangkan tamparannya dengan keras sampai Hujan tersungkur ke lantai.

Pelangi yang melihatnya memekik kaget, refleks menutup mulutnya. Hampir berjalan mendekat namun dia urungkan karena bahunya di tahan oleh Raena.

"Bun..." lirihnya.

Apalagi salahnya?

Napas Alea memburu, tangannya terkepal marah dan matanya memerah menahan tangis, "JAHAT KAMU!" teriaknya.

Hujan mengerjap, menatap mereka semua dengan tatapan bertanya.

"JAHAT KAMU HUJAN! APA SALAH ZEVAN SAMA KAMUUU?!!!" Alea meraung marah.

"Salah Hujan ap—"

"KAMU MASIH NANYA SALAH KAMU?! IYA?!!!" teriaknya.

Hujan beralih ke arah Sakti, menatap sang papah, meminta penjelasan. Namun Sakti langsung membuang muka, menghindar dari tatapan Hujan.

"KAMU JAHAT HUJAN! KAMU JAHAT SAMA ZEVAN, SALAH DIA APA JAN?! APA SALAH DIA SAMA KAMU?!"

"Kenapa Hujan bunda? Kenapa Hujan? Hujan gak tau apa-apa," lirihnya.

Alea menutup mulutnya sambil menangis, "Kamu yang bikin Zevan kecelakaan, kamu udah bikin rem motor yang Zevan pake blong Hujan," katanya.

Hujan tersentak mendengarnya, langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Bukan Hujan bunda, bukan," katanya.

"GAK USAH CARI PEMBELAAN!" teriak Alea.

"Ini rumah sakit bun, jangan teriak-teriak," kata Sakti.

"Dia bikin Zevan kehilangan penglihatannya pah," lirih Alea, tangisnya pecah saat mengingat ucapan dokter yang menangani Zevan beberapa menit yang lalu.

Cowok itu, kehilangan penglihatannya karena kecelakaan yang dia alami beberapa jam yang lalu.

Hujan tertegun, tangannya gemetar saat mendengar ucapan Alea.

Untuk Hujan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang