06. Bunda ke sekolah
- Untuk Hujan -
Hujan mengerjap kaget saat Alea tiba-tiba saja menelponnya dan marah padanya. Dia langsung berlari ke arah ruang guru setelah meminta izin untuk keluar kelas.
"Baik, terima kasih ya bu,"
Hujan menghentikan langkahnya saat Bu Ayu dan Alea sedang berbicara di depan pintu, "Bunda pasti marah, aku salah," gumamnya.
Saat Bu Ayu masuk ke ruang guru, Alea tak sengaja melihatnya, Hujan yang sadar Alea melihatnya langsung berjalan ke arah sang bunda, "Bunda..."
Alea melotot marah, langsung mencekal tangan Hujan membuat cowok itu tersentak kaget, "Kamu tuh kenapa sih? Malu-maluin tau gak?!" katanya.
"Bunda, maaf," lirihnya.
Alea berdecak kesal, "Kamu tuh emang sengaja bikin saya malu? Dipanggil ke sekolah, padahal saya lagi sibuk, kalo aja papah kamu gak ada di rumah, saya gak akan sudi ke sekolah gara-gara kamu."
Hujan menunduk, tak berani menatap sang bunda, karena dia tau Alea pasti sangat marah.
"Bunda Hujan minta maaf, Hujan tau kalo Hujan salah,"
"Saya gak butuh minta maaf kamu, emang kalo kamu minta maaf saya jadi gak malu karena dipanggil ke sekolah? Emang bisa maaf kamu itu balikin waktu saya yang kesita? Bisa gak?!!" sentaknya.
"Gak bisa bunda,"
"Terus gunanya kamu minta maaf apa?! Gak ada kan?!!"
Hujan diam, tidak tau lagi harus menjawab apa.
"Kamu! Awas kalo kamu bikin masalah lagi di sekolah, saya gak mau tau alasan kamu, pokoknya kamu gak boleh buat masalah lagi di sekolah, ngerti kamu?!"
"Ngerti, bunda"
"Dan saya gak suka ya dipanggil bunda, walaupun ini di sekolah kamu sekalipun, saya tetep gak suka,"
"Maaf tante Alea,"
Alea berdecak kesal, langsung meninggalkan Hujan begitu saja di koridor.
Cowok itu mengangkat kepalanya, kemudian berjalan untuk kembali ke kelasnya.
***
"Ehh?? Hujan? Tangan kamu itu kenapaaa? Kok berdarah?" tanya Pelangi.
Hujan menoleh, kemudian melihat tangannya.
"Itu kayak bekas kuku gak sih? Kamu kenapa? Itu gak sadar apa gimana sampe darahnya udah kering gitu, pasti udah lama kan? Kok bisa gak sadar sihhh," tanya Pelangi heran.
Hujan terkekeh membuat Pelangi melotot sebal, "Kamu kenapa malah ketawa, itu bisa infeksi loh," katanya.
"Gapapa, gak sakit kok,"
"Aku lagi gak bawa p3k gimana ya, kalo ke uks juga halte lumayan jauh dari sekolah, kalo obatin di rumah kamu bisa gakk?" tanyanya.
Hujan mengangguk, "Iya. Nanti aku langsung obatin di rumah," jawabnya.
"Bener ya?"
"Iya Pelangi,"
"Hujan tau gak ini tuh pertama kali aku naik bus, jadi deg-degan. Di bus tuh duduk? Atau berdiri?" tanyanya membuat Hujan tertawa.
"Ada tempat duduknya, tapi kalo gak kedapetan ya berdiri," jawabnya.
"Berarti harus cepet-cepetan dong?"
"Ya gitu," jawabnya.
***
Hujan meneteskan pavidone iodine di lukanya setelah membersihkannya dengan air. Menoleh saat merasa pintu kamarnya ada yang membuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Hujan (On Going)
Ficção AdolescenteHujan beruntung bertemu dengan seseorang bernama Pelangi. Seperti namanya, saat Hujan terjatuh, Pelangi akan selalu datang setelahnya. "Hujan, bertahan sekali lagi ya? Nanti kalau Hujan lelah lagi, Hujan boleh istirahat. Tapi, jangan sekarang ya? Be...