18🌧️

67 23 145
                                    

18. Deserve to be happy


"Seseorang yang selalu tersenyum, bahkan saat dunia menjauhinya."

- Untuk Hujan -

Hujan melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kantin, mengedarkan pandangannya ke seisi kantin untuk mencari keberadaan ketiga temannya.

Mengernyitkan dahinya saat melihat kerumunan yang ada disana.

"Gila ya si Laskar, kasian banget anak baru di bully gitu gara-gara temenan sama Hujan,"

"Siapa tadi namanya? Zidan?"

"Iya, sama Pelangi, Raena. Satu angkatan sama kita,"

"Lagian ngapain si temenan sama si Hujan, nyari masalah namanya."

Hujan melirik orang-orang yang barusan berjalan melewatinya, tidak sengaja mendengar obrolan mereka barusan yang menyebut nama ketiga temannya.

Cowok itu langsung melangkahkan kakinya dengan langkah lebar, mendekati kerumunan yang diciptakan oleh Laskar dan teman-temannya.

"Permisi," katanya.

Rahang Hujan mengeras saat melihat Pelangi yang di dorong oleh Laskar sampai tersungkur ke lantai, pipi Zidan yang memar, dan Raena yang menunduk tidak berani melawan.

Cowok itu mengepalkan tangannya marah. Berjalan ke hadapan Laskar membuat Laskar dan teman-temannya tertawa remeh.

Laskar mengangkat dagunya, "Apa?" tanyanya, menyunggingkan senyum miringnya sambil menatap Hujan remeh, "Mau marah? Mau marah temen lo diginiin? Lawan gue dong, tonjok. Belain tuh temen lo, kasian banget," katanya.

Cowok itu mengepalkan tangannya, napasnya memburu menahan marah, langsung memukul pipi Laskar secara tiba-tiba membuat Laskar tersungkur ke lantai karena pukulan Hujan yang sangat kencang.

Seisi kantin memekik kaget, untuk pertama kalinya mereka melihat seorang Hujan berani melawan.

Laskar mendesis marah, menyeka sudut bibirnya yang berdarah karena pukulan yang diberikan Hujan, tersentak kaget saat Hujan menarik kerah seragamnya, menyuruhnya berdiri dengan paksa.

"Urusan gue sama Laskar, bukan kalian," ucapnya tanpa melihat ke arah teman-teman Laskar yang mau maju mendekat.

Seolah tersihir oleh nada bicara Hujan yang terdengar dingin, teman-teman Laskar menghentikan langkah mereka untuk maju mendekat, mundur beberapa langkah agar menjauh dari Hujan dan Laskar.

Laskar mendesis marah, berusaha melepaskan cengkraman tangan Hujan pada kerah seragamnya, "Lepasin gue anjir," teriaknya marah.

Hujan memejamkan kedua matanya untuk mengendalikan rasa marahnya, melepaskan cengkramannya pada kerah seragam Laskar dengan kasar.

"Anjir lo," Laskar mengepalkan tangannya, hendak melayangkan pukulan namun tangannya lebih dulu di tahan oleh Hujan sampai tangannya tidak bisa untuk digerakkan.

Laskar mendesis, merasa di permalukan di depan banyak orang oleh Hujan.

"Jangan pernah ganggu orang-orang yang gue sayang, kalo lo gak mau diganggu," katanya pelan namun masih bisa di dengar jelas oleh Laskar.

Untuk Hujan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang