12. Zedan siapa?
- Untuk Hujan -
Zedan menautkan alisnya saat melihat seseorang yang memanggil Hujan, "Lo kenal dia?" tanyanya.
Sosok itu mengangguk, "Kenal. Kenapa emang?"
"Lo siapa?"
"Pelangi," jawabnya. "Sahabatnya Hujan," lanjut Pelangi.
Zedan jadi tertawa mendengarnya.
Apa tadi katanya?
Sahabat?
Menjadi seorang teman saja banyak yang tidak sudi, apalagi menjadi seorang sahabat?
Memangnya, seberapa pantas Hujan sampai memiliki seorang sahabat?
Pelangi mengernyitkan dahinya saat melihat Zedan yang malah tertawa, menatap ke arah Hujan yang juga sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Kenapa Pelangi?" tanyanya.
Zedan dan antek-anteknya jadi makin tertawa kencang, "Lo kok mau si temenan sama dia? Anak baru ya lo sampe gak kenal siapa tu orang?" tanya cowok itu.
Pelangi mendelik, "Lo siapa?" tanyanya.
"Lah lo gak kenal gue?"
Cewek itu mengangguk, "Kenal sebatas lo adalah ketos disini. Dah ya, gue mau beli soto, Hujan ayo makan bareng sama Raena," katanya sambil menatap Hujan.
Zedan jadi terkekeh, kemudian menoleh ke arah Hujan, "Lo beliin gue makanan gih. Lo gak usah makan, awas kalo lo makan," katanya.
Hujan menatap Pelangi yang juga sedari tadi menatapnya, melihat cewek itu yang menggelengkan kepalanya seakan memberi taunya untuk jangan selalu menuruti apa yang diinginkan Zedan.
Cowok itu berdiri, kemudian melangkahkan kakinya ke arah Pelangi, "Ayo Pelangi. Raena duduk di meja mana?" tanyanya.
Pelangi tersenyum, kemudian menunjuk Raena yang duduk di sebelah stand soto, membuat Hujan mengangguk kemudian mereka berdua berjalan ke arah Raena, meninggalkan Zedan dan antek-anteknya.
Tidak apa bukan untuk kali ini dia tidak mengikuti keinginan Zedan?
Bukankah dia mempunyai hak untuk menolak?
Walaupun Hujan sempat berpikir, apakah dia pantas?
Apakah dia pantas untuk menolak?
Zedan jadi tertegun, untuk pertama kalinya sejak mengenal Hujan, cowok itu melawannya.
Siapa dia sampai berani melawan dirinya?
Dan, siapa Pelangi?
***
"Wah gila ini soto kenapa enak banget ya," kata Raena sambil memakan sotonya.
"Soto tuh gak pernah salah tau gak," balas Pelangi.
Hujan jadi tertawa mendengarkan obrolan mereka sedari tadi yang tidak jauh dari makanan.
Coba lihat, di meja mereka sekarang sudah penuh dengan aneka macam makanan. Dia sampai bingung saat tadi banyak penjual yang datang untuk memberi pesanan Pelangi dan Raena.
"Hujan lo gak makan? Eh bener kan nama lo Hujan?" tanya Raena.
Cowok itu mengangguk sambil tersenyum, "Iyaa," jawabnya.
"Sokab," saut Pelangi.
Raena mendelik, "Dihh sape lo?" tanyanya.
"Situ masa gak kenal?" tanya Pelangi balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Hujan (On Going)
Teen FictionHujan beruntung bertemu dengan seseorang bernama Pelangi. Seperti namanya, saat Hujan terjatuh, Pelangi akan selalu datang setelahnya. "Hujan, bertahan sekali lagi ya? Nanti kalau Hujan lelah lagi, Hujan boleh istirahat. Tapi, jangan sekarang ya? Be...